Connect with us

    Budaya

    Ribuan Masyarakat Memadati Vihara Welas Asih Dalam Perayaan Cap Gomeh 2571 Tahun China

    Published

    on

    CIREBON, – Berakhirnya perayaan tahun baru imlek atau yang sering dikenal dalam perayaan Cap Gomeh membuat ribuan masyarakat berkumpul untuk menyaksikan perayaannya disalah satu vihara di Kota Cirebon yakni Vihara Welas Asih yang berada di jalan sisingamangaraja Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon, Sabtu (8/2/2020).

    Sekretaris Vihara Welas Asih, Sungkono mengungkapkan bila perayaan cap gomeh sebagai kebahagiaan bersama dengan suka cita. Maka dengan hal tersebut, Vihara dapat mempersatukan bagi seluruh elemen masyarakat dan tidak mengesankan Vihara menjadi tempat yang eksklusif. sebagai penasehat cap gomeh,

    “Bersuka cita bersama-sama itulah inti dari perayaan cap gomeh, Vihara juga harus bisa mempersatukan bagi seluruhnya dan jangan menjadikan vihara menjadi tempat yang eksklusif,” kata Pria paruh baya itu saat ditemui di Vihara Welas Asih.

    Lanjut dia, Kota Cirebon sebagai kota yang kecil, maka membutuhkan persatuan dan kesatuan yang lebih erat antar sesama. Oleh karena itu, pada setiap perayaan cap gomeh Vihara Welas Asih selalu membagikan makanan gratis seperti nasi beserta lauknya dan juga semangkuk mie instan yang diberikan untuk siapa pun yang berkunjung ke Vihara saat perayaan cap gomeh.

    “Kenapa kita membagikan makanan ? Karena kita sangat menghargai tamu Vihara saat perayaan cap gomeh. Dan kami juga ingin pada perayaannya bisa menjadi ajang silaturahmi bagi semua masyarakat,” jelasnya.

    Advertisement

    Pria yang juga sebagai penasehat pada perayaan cap gomeh ini menuturkan, tahun ini bertepatan pada tahun tikus dengan unsur logam yang bermakna mudah dalam mencari nafkah, meskipun dibutuhkan kerja keras lebih dalam mencari nafkah.

    “Meskipun ditahun ini masuk kedalam tahun tikus yang artinya mudah dalam mencari nafkah, meskipun ada beberapa halangan rintangan yang keras karena tahun jni masuk dalam unsur logam,” tuturnya.

    Adanya satu kebiasaan dalam perayaan cap gomeh yakni menggoyang-goyangkan dewa sebelum mengarak keliling kota dijelaskannya bila hal tersebut tidak memiliki makna apapun. Hanya saja dalam kepercayaan masyarakat tionghoa dalam upacara arak-arakan diartikan dewa-dewa sedang melakukan inspeksi seperti dewi kwan ing, topekong, dan nacha terhadap wilayah yang dilewati selama arak-arakan.

    “Kalo menggoyang-goyangkan dewa itu gak punya arti apa-apa, cuma kalo soal itu untuk memberikan semangat buat si pembawa dewa yang diarak keliling kota,” ungkapnya.

    Dirinya juga mengharapkan perayaan cap gomeh tahun ini dapat memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Kota Cirebon. Selain itu, berpesan agar seluruh masyarakat dapat menjalin kedamaian untuk membawa kemajuan bagi Kota Cirebon.

    Advertisement
    Continue Reading
    Click to comment

    Leave a Reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Yang Lagi Trend