Connect with us

    Budaya

    Cerita Juru Kunci Melihat Situs Keramat Sultan Matangaji Hancur

    Published

    on

    Cirebon: Kurdi, Juru Kunci situs keramat Sultan ke V Keraton Kasepuhan Cirebon Sultan Muhammad Sofiudin atau lebih dikenal Matangaji hanya bisa terdiam menatap puing bekas bangunan situs yang hancur.

    Kurdi berupaya menyelamatkan sisa bata merah berukuran besar yang tidak tertimbun tanah. Kurdi menyayangkan perusakan situs oleh oknum tak bertanggungjawab.

    “Tidak ada obrolah ijin RT atau Rw setempat saja tidak saya juga sebagai pengurus dikampung ini tidak pernah kedatangan orang yang minta ijin mau bangun bangunan,” kata Kurdi, Minggu (16/2/2020).

    Akses jalan menuju situs yang sebelumnya melewati Gang Situganggga kini ditutup. Kurdi harus mengarungi sungai Melangse untuk menuju situs tersebut.

    Kurdi mengaku sempat kaget melihat dengan mata kepalanya sendiri situs tersebut hancur ditimpa reruntuhan tanah melalui alat berat. Kurdi sempat datang ke lokasi situs namun seketika dia kembali lantaran melihat bangunan sudah hancur.

    Advertisement

    Seketika itu Kurdi mengaku sempat ditemui sosok gaib dan memerintahkannya untuk kembali.

    “Saya lihat sendiri situs itu hancur karena alat berat tidak tahu mau bangun apa. Sebagai juru kunci ketika mau ke lokasi tiba-tiba datang amanat dari Sultan Matangaji ‘Cung jangan ikut campur, ini urusan orang tua’ kemudian saya pulang tapi ponakan marah tidak terima,” kata dia.

    Dia mengaku tidak tahu persis areal diatas situs tersebut akan dibangun apa. Hanya saja dia mengaku kecewa karena pada prosesnya tidak sosialisasi ke warga sekitar.

    Situs tersebut merupakan salah satu petilasan Sultan ke V Keraton Kasepuhan Cirebon Matangaji. Bentuknya seperti pertapaan lengkap dengan sumur keramat yang tak jauh dari lokasi.

    “Beberapa orang ada yang datang berdoa di situs kepada Allah karena dianggap lebih konsen mengingat lokasinya yang asri. Kadang keluarga, kerabat ada yang datang,” ujar dia.

    Advertisement

    Kurdi mengaku sempat membuat akses jalan bersama warga sekitar menuju situs. Namun, upaya sia-sia dan jalan setapat itu pun rusak oleh alat berat.

    “Sekitar dua mingguan ini lah aktifitas alat beratnya. Akses utama sekarang harus mengarungi sungai,” ujar Kurdi.

    Continue Reading
    Click to comment

    Leave a Reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Yang Lagi Trend