Connect with us

    Budaya

    Makna Pelal Ageng Panjang Jimat Keraton Kanoman Cirebon

    Published

    on

    CIREBON, CIAYUMAJAKUNING.ID – Menyambut Hari Maulid Nabi Muhammad SAW, secara rutin Keraton Kanoman Cirebon menggelar Malam Pelal Ageng Panjang Jimat bertempat dihalaman Keraton Kanoman, Kamis (29/10/2020) malam.

    Malam Pelal Panjang Jimat merupakan acara inti yang bermaksud memperingati kelahiran Rasulullah SAW tepat pada malam 12 Rabiul Awal tahun Gajah (571M) di Kota Mekah.

    Juru Bicara Kesultanan Kanoman Cirebon, Ratu Raja Arimbi Nurtina, mengatakan, istilah Pelal Ageng berarti malam keutamaan yang besar yakni malam dimana Rasulullah lahir kedunia. Sementara istilah Panjang Jimat berasal dari kata Panjang yakni sebuah piring pusaka berbentuk bundar besar pemberian seorang Pertapa suci bernama Sanghyang Bango dari Gunung Siangkup.

    “Sedangkan istilah Jimat yakni sebuah benda apapun yang mempunyai nilai sejarah
    dan nilai pusaka yang harus dijaga. Istilah Jimat sendiri pada dasarnya adalah sebutan
    untuk nasi yang dalam prosesnya ketika menjadi gabah dikupas satu-persatu setiap biji berasnya sambil melantunkan solawat kepada Nabi Muhammad Saw oleh rombongan Bapak Sindang kasih,” ungkap Arimbi saat ditemui setelah melaksanakan kegiatan Panjang Jimat.

    Kemudian, sambung Arimbi, beras tersebut disucikan atau dipesusi di Sumur Bandung dengan diiringi lantunan solawat oleh rombongan ibu-ibu yang suci dalam kata lain menjaga wudhu dari hadas kecil dan hadas besar dan salah satunya adalah Perawan Sunti.

    Advertisement

    “Terus nantinya beras itu di cuci di Sumur Bandung dengan iringan solawat,” ujar Arimbi.

    Masih kata Arimbi, nasi yang proses memasaknya diiringi solawat inilah yang disebut nasi jimat. Jimat yang dimaksud adalah solawat yang dipanjatkan kepada Rasulullah Saw, karena solawat inilah yang menjadi sebab syafa’at umat manusia ketika
    tiba hari pembalasan.

    “Dengan kata lain, panjang Jimat adalah iring-iringan nasi jimat yang diletakan di atas piring panjang sehingga malam pelalageng itu disebut malam Panjang Jimat, malam yang bersejarah dalam sejarah manusia dan alam semesta,” ucap Arimbi.

    Sehingga dalam semua rangkaian acara ritual dan tradisi yang ada di Keraton Kanoman, malam panjang jimat (Maulid Nabi Muhammad SAW) ini merupakan acara ritual terbesar, karena Nabi Muhammad SAW menjadi sebab adanya dunia dan alam semesta, sementara kelahiran Nabi Muhammad SAW menjadi sebab terangnya cahaya Islam bagi alam semesta.

    “Pada peringatan Panjang Jimat (muludan) kali ini, Keraton Kanoman melaksanakanya secara sederhana dan khidmat. Hal ini dikarenakan mewabahnya Covid -19 yang saat ini melanda hampir diseluruh belahan dunia termasuk di Indonesia, sesuai dengan himbauan dari pemerintah Kota Cirebon dan pihak kepolisian,” ujar Arimbi.

    Advertisement

    Dalam pelaksanaan peringatan Pajang Jimat (muludan) tahun ini, Keraton Kanoman
    meniadakan pasar malam muludan, termasuk didalamnya meniadakan pedagang dan menghimbau agar masyarakat tidak perlu hadir diacara ini.

    “Upaya lainya yang kita tempuh adalah dengan meniadakan undangan muludan, sehingga upaya ini mengurangi jumlah tamu undangan yang biasa hadir dalam acara ini. Selain itu, himbauan kepada para pelaku yang terlibat dalam acara muludan dan setiap masyarakat yang hadir agar menjaga protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak juga kita sampaikan, sehingga dengan adanya upaya ini, kami berharap bisa memutus dan mencegah penularan Covid-19 dan tetap bisa melaksanakan tradisi Panjang Jimat (muludan) sebagai Pakem Leluhur yang tidak bisa ditinggalkan,” tutur Arimbi.

    Continue Reading

    Yang Lagi Trend