CIREBON, CIAYUMAJAKUNING.ID – Kerupuk Melarat salah satu sajian makanan ringan khas Cirebon Jawa Barat. Kerupuk melarat juga menjadi salah satu daftar oleh-oleh khas Cirebon yang paling banyak diburu oleh pengunjung.
Namun ternyata, nama tersebut bukanlah nama pertama yang diberikan pembuat kerupuk tersebut pada 1926. Sebelumnya bernama Kerupuk Mares.
“Nama kerupuk mares berubah menjadi kerupuk melarat sekitar tahun 1980 an,” ujar Pengamat Sejarah dan Budaya Cirebon Akbarudin Sucipto, Sabtu (31/10/2020).
Akbar menjelaskan, nama kerupuk mares berarti ‘tanah’ dan ‘ngeres’ atau olahan pasir yang kasar. Nama kerupuk mares kemudian berubah menjadi kerupuk melarat sekitar tahun 1980 an.
Sebutan kerupuk melarat tersebut, kata dia, diberikan kepada orang kota karena dianggap sebagai simbol orang miskin. Terlihat dari cara menggorengnya tidak menggunakan minyak tanah.
“Kerupuk melarat digoreng pakai pasir. Saat itu kerupuk melarat dianggap sebagai cemilan yang terbuang,” ujar Akbar.
Akbar mengatakan penciptaan kerupuk melarat pada awalnya berkaitan dengan depresi ekonomi yang melanda dunia pada 1920-an. Belanda yang masih menjajah Indonesia juga ikut terkena imbasnya, begitu pula dengan Indonesia.
Akibat depresi ekonomi, masyarakat kesulitan mendapatkan minyak goreng untuk menggoreng kerupuk. Namun, kondisi itu justru mendorong warga lebih kreatif.
“Masyarakat pun menggoreng kerupuk dengan menggunakan pasir sebagai pengganti minyak dan hasilnya malah enak. Kerupuk melarat itu hasil kreativitas masyarakat Pantura Cirebon,” kata Akbar.
Sebenarnya tidak hanya kerupuk melarat yang berhasil diciptakan dalam masa-masa susah itu. Warga Pantura juga membuat beberapa camilan khas Cirebon lainnya, seperti tike, umbi, lantak, dan emping.
“Kerupuk melarat biasanya dipadukan dengan sambal khas Cirebon, seperti sambal asam, sambal dage atau oncom,” ujar Akbar.
Saat ini, kerupuk yang identik dengan masyarakat miskin tersebut semakin digandrungi semua kalangan. Terlebih masyarakat di luar Cirebon.
“Salah satu penyebab macet juga banyak pemudik yang berhenti di sepanjang Jalan Tengah Tani untuk beli kerupuk melarat karena itu salah satu sentra home industry,” kata Akbar.