Connect with us

    Ekbis

    Menggali Peluang Baru di Tengah Revolusi Industri 4.0

    Published

    on

    Revolusi Industri

    CIREBON, CIAYUMAJAKUNING.ID – Era digital menjadi tantangan bagi seluruh lapisan masyarakat agar bisa menyesuaikan diri. Revolusi industri 4.0 dianggap mengubah cara bekerja dan beraktivitas.

    Perubahan ini harus dibarengi dengan peningkatan kemampuan untuk beradaptasi dan penguasaan berbagai soft skill seperti pemecahan masalah, kritis, kreatif, kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama, serta aspek kecerdasan emosional lainnya.

    Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kemkominfo Septriana Tangkary mengatakan, dalam era ini semua perangkat di sekitar kita terhubung satu sama lain dan saling berkomunikasi melalui media internet.

    “Secara global internet sangat dimanfaatkan oleh seluruh manusia sebagai salah satu kebutuhan utama atau kebutuhan primer, yang mana kebutuhan utama kita ini adalah tentang data. Big data analisis yang kita butuhkan” jelasnya saat membuka dan memberi penjelasan pada acara Forum Digitalk bertema Menangkap Peluang Kerja di Industri 4.0 yang digelar, Kamis (8/4/2021) lalu.

    Menurut dia, Internet of Thinks (IOT) sangat erat hubungannya dengan revolusi industri 4.0. Berpengaruh terhadap perkembangan berbagai macam sektor industri seperti manufaktur, logistik, kesehatan, tata kota, rumah, pertanian dan industri otomotif.

    Advertisement

    “Dengan adanya IOT ini diharapkan kita bisa lebih efektif, karena dengan adanya IOT pekerjaan dapat dipantau kapan pun, di mana pun dengan data laporan yang real-time,” ungkap Septriana.

    Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin Elektronika, dan Alat Angkut  Kemenperin Dini Hanggandari mengatakan,  penggunaan teknologi dan digitalisasi sangat diperlukan terutama untuk IKM dan UKM.

    Ia menambahkan jika ke depannya pengembangan layanan digital juga perlu terus dilakukan. Menurutnya, hal tersebut merupakan pasar potensial untuk teknologi start-up.

    “Dengan jumlah unit usaha IKM mencapai 4,4 juta, sektor industri manufaktur dapat menjadi untapped market bagi para start-up, sekaligus peluang untuk digital talent membantu proses digitalisasi IKM,” paparnya.

    Dini menambahkan jika beberapa program telah dijalankan oleh Kementerian Perindustrian, salah satunya adalah Start Up 4 Industry. Ini adalah sebuah program akselerasi bagi start up yang sudah memiliki minimum valuable product (MVP) yang bertujuan untuk dipertemukan dengan kebutuhan industri.

    Advertisement

    Direktur CEP-CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia Muhammad Suryanegara mengatakan, hidup di era industri 4.0 akan banyak sekali new culture dan new jobs sehingga peluang sebagai teknopreneur pun menjadi sebuah kesempatan yang besar untuk diraih.

    “Kita harus adaptasi, dan satu yang untungnya bagi SDM yang mendalami bidang teknologi kini semakin dibutuhkan, maka dalami bidang teknologi dan kuasai, jangan gaptek,” ujarnya.

    Menurutnya dalam mencetak SDM unggul untuk industri 4.0 yang terpenting adalah pendidikan, dan Generasi Z adalah calon SDM unggul untuk Indonesia Emas 2045.

    “Pada akhirnya Generasi Z harus menguasai literasi data, literasi teknologi, dan humanities atau etika, dan juga industri,” jelasnya.

    Manager of Public Policy and Government Relations Gojek Ardhanti Nurwidya menjelaskan, salah satu cara utama agar UMKM agar dapat bertahan adalah dengan berjualan online, karena saat ini konsumen sangat bergantung pada teknologi digital.

    Advertisement

    “Walau pandemi, Mitra Usaha Gojek sendiri meningkat sampai 80% menjadi 900.000, dan sebanyak 43% pemilik bisnis pemula mendaftarkan bisnisnya di GoFood selama pandemi,” sebut Ardhanti.

    Ia menjelaskan bahwa Gojek sendiri memberikan dukungan untuk UMKM melalui tiga pilar, yaitu produksi, edukasi, dan kolaborasi.

    Dia menambahkan, saat ini Gojek memiliki program bernama GoAcademy yaitu talent incubator yang memberikan pendampingan dan juga bimbingan terhadap para talenta baru atau fresh graduate di bidang teknologi.

    “Kita melatih para fresh graduate untuk tahu bagaimana cara public speaking, cara mengartikulasi ide agar diterima oleh klien, bagaimana mengartikulasi algoritma, coding, dan lain-lain agar dipahami oleh industri dan ekosistem Gojek,” katanya.

    Advertisement
    Continue Reading

    Yang Lagi Trend