Connect with us

    Ekbis

    Distributor Cirebon Sebut Dugaan Praktek Monopoli Dagang Daging Sapi Impor

    Published

    on

    Daging Sapi

    CIREBON, CIAYUMAJAKUNING.ID – Di tengah ketersediaan pasokan daging sapi di Indonesia. Distributor sapi menduga adanya praktek monopoli dagang daging sapi.

    Seperti disampaikan salah seorang Distributor Sapi Cirebon Basthoni kepada wartawan. Menurut dia, Bulog Pusat diduga hanya menunjuk satu perusahaan rekanan untuk ditugaskan mengelola daging sapi impor.

    “Sebelumnya ada 10 sampai 15 rekanan bulog mengelola daging impor dan kami distributor di daerah tidak kesulitan mendapat daging sesuai keinginan pasar,” kata Basthoni, Jumat (16/4/2021).

    Perusahaan bernama PT Suri Nusantara tersebut ditunjuk Bulog untuk mendistribusikan daging sapi impor ke daerah. Basthoni menduga keputusan bulog tersebut akan berimbas kepada monopoli dagang.

    “Bulog ambil langkah kerjasama karena beralasan tidak punya ruang pendingin dan hanya perusahaan yang ditunjuk Bulog punya ruangan pendingin terbesar se Indonesia,” sebut Basthoni.

    Advertisement

    Kondisi tersebut, membuat kekhawatiran para distributor khususnya yang ada di daerah. Sebab, harga jual daging sapi impor otomatis diatur oleh perusahaan.

    Sementara itu, imbas dari kondisi tersebut berdampak kepada stok yang terbatas. Dia mengakui, pesanan daging impor yang dikelola oleh Bulog banyak yang mencari.

    “Bulog biasanya pesan daging sapi India dan memang banyak yang cari. Nah kalau pendistribusiannya dilakukan satu perusahaan saja justru rentan. Perusahaan tersebut bisa memainkan harga dengan cara menahan-nahan daging impor di ruang pendinginnya,” ujar Basthoni.

    Dia mengatakan, sebelumnya Bulog bekerjasama dengan 10-15 rekanan perusahaan. Namun, saat ini tidak bisa menjamin harga daging sapi akan stabil.

    Dia mengaku, ketika daging dikendalikan oleh satu perusahaan, harga akan cenderung naik dan stok daging harus menunggu.

    Advertisement

    “Diluar momentum ramadan ya dan ini jadi pertanyaan penting kenapa hanya satu PT saja. Setiap saya dan distributor lain belanja ke Bulog disebutnya habis padahal di perusahaan rekanan ada. Selain itu Bulog
    cenderung tidak terbuka kami tidak tahu selisih harganya berapa ketika daging sudah sampai ke Indonesia,” ujar dia.

    Basthoni mengaku pernah ikut pertemuan virtual melalui aplikasi zoom meeting yang menghadirkan berbagai instansi dan stakeholder. Pertemuan tersebut membahas seputar kuota impor daging sapi dan
    transparansinya.

    Namun, kata dia, pihak Bulog tidak hadir dalam pertemuan virtual beberapa pekan kemarin. Dia menjelaskan, dalam pengelolaan impor daging sapi diserahkan kepada Bulog.

    “Padahal perusahaan BUMN kan tidak hanya Bulog ada Berdikari kenapa hanya bulog saja yang diberi kesempatan belanja kuota daging sapi bahkan kuotanya banyak sekali dibandingkan PT Berdikari.

    Advertisement
    Continue Reading

    Yang Lagi Trend