Connect with us

    Umum

    Ketua PCNU : Pemimpin Perempuan Boleh, yang Penting Amanah

    Published

    on

    CIAYUMAJAKUNING.ID – Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Cirebon, KH. Yusuf menegaskan, perempuan boleh menjadi pemimpin. Syarat pemimpin itu harus amanah, kredibel, punya kapabilitas, adil dan tidak dzolim.

    Hal ini disampaikannya kepada wartawan usai mengisi tausyiah pada acara Tahlil Haul Bung Karno, Senin malam (21/6/2021), yang digelar DPC PDI Perjuangan Kota Cirebon.

    “Dalam Islam, pemimpin perempuan itu boleh-boleh saja. Tidak masalah dan tak ada larangan. Islam tidak melarang perempuan jadi pemimpin. Yang penting, amanah dan tanggung jawab sama rakyat,” lanjutnya.

    Dalam tausyiahnya, KH. Yusuf juga menyampaikan pentingnya menjaga toleransi dan tidak sembarangan menyebut radikal terhadap seseorang atau kelompok tertentu.

    “Baca dan pahami Al Quran dengan baik, jangan sembarang menuduh radikal atau kafir. Jangan mau di adu domba, tetap jaga persatuan dan kesatuan bangsa. Jangan kalah dengan orang yang ingin merusak tatanan negara,” ujarnya.

    Advertisement

    KH. Yusuf juga menceritakan kisah-kisah perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam melakukan syiar Islam. Dalam perjalanannya, orang-orang yang menghalangi dan membenci Nabi Muhammad SAW juga banyak. Dengan kesabaran, orang-orang yang semula memusuhi akhirnya menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.

    “Maka, harus sabar menghadapi orang-orang yang tidak suka. Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk mendoakan mereka. Jangan terprovokasi kalau ada yang menjelek-jelekan dan ingin memecah kebersamaan,” katanya.

    Bangga

    Ketua PCNU mengaku bangga dan memberi apresiasi kepada PDI Perjuangan yang menggelar kegiatan tahlil bersama.

    “Saya bangga Haul Bung Karno ada tahlil. Bahkan, tahlil dipimpin Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Ahmad Banna. Tahlil itu berdoa, jelas tujuannya bai dan mudah-mudahan jadi berkah. Ini sejalan dengan napas NU. PDI Perjuangan dengan NU artinya sejalan,” tandas KH. Yusuf yang disambut tepuk tangan para kader banteng moncong putih.

    Advertisement

    Tahlil Haul Bung Karno dihadiri dan diikuti pula sejumlah undangan seperti Reza Mansyur dari HIPMI, Ayatullah Roni dari Pramuka, Arif dari PD Pemuda Muhammadiyah, Alimudin dari AMS dan lainnya.

    Hadir juga Wali Kota Cirebon dua periode, Subardi, S.Pd., dan Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPRD Kota Cirebon, Edi Suripno.

    Dari jajaran pengurus DPC PDI Perjuangan dipimpin ketuanya, Fitria Pamungkaswati bersama Imam Yahya selaku Sekretaris DPC, Benny Sujarwo selaku Bendahara DPC dan pengurus DPC, Cicip Awaludin, Ari Setyawan, Tarban, Yoni Effendi, Meinah, Dewi Ratih dan Sumarni.

    Pengurus PAC yang hadir yakni Ketua PAC Kecamatan Pekalipan, Sayuti bersama jajarannya, Ketua PAC Kecamatan Harjamukti, Wahid Hasyim bersama jajarannya, Ketua PAC Kejaksan, Neneng Sri Daiyah, beserta jajarannya dan Sekretaris PAC Kesambi, Damiri beserta para wakil ketua serta pengurus Ranting.

    Dari Badan partai hadir Ketua BPEK, Satria Robi Saputra beserta Sekretaris, Yadi, Ketua Baguna, Liek Sarifudin, dan Sekretaris, Ali Saptari, Ketua BSPN, Ogi Gilang Ramadhan, Boim (Sekretaris), Ketua Bapilu, Sobari dan Dede Sabro (Sekretaris) serta Ketua Bamusi, Lukman Hakim.

    Advertisement

    Dalam acara diputar pula video sosok Bung Karno, Putra Sang Fajar.

    Sementara itu, Subardi mengajak generasi muda untuk menjalankan pesan Bung Karno tentang pentingnya memiliki rasa cinta pada Tanah Air.

    “Bung Karno menanamkan persatuan dan kesatuan bangsa. Kita harus menjaga dasar ideologi bangsa, Pancasila. Kita berbeda tapi tetap satu dalam balutan Bhineka Tunggal Ika,” paparnya.

    Sedangkan, Edi Suripno mengajak kepada para kader PDI Perjuangan untuk selalu menjaga ke kompakan dan kebersamaan.

    Advertisement
    Continue Reading

    Yang Lagi Trend