Umum

MN KAHMI Lantik Majelis Perwakilan Iran dan Britania Raya Periode 2022-2027

Published

2 tahun ago

16 Oktober 2022

CIAYUMAJAKUNING.ID – Dilakukan secara daring, Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI) melantik kepengurusan Majelis Perwakilan KAHMI Iran dan Britania Raya masa bakti 2022-2027, Jumat (14/10) waktu setempat.

Pelantikan dilakukan oleh Sekjen KAHMI Manimbang Kahariadi yang dihadiri Duta Besar (Dubes) RI untuk Iran Ronny Prasetyo Yuliantoro, Dubes RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan Fadjroel Rachman dan Dubes RI untuk Inggris Desra Percaya.

“Komposisi kepengurusan KAHMI Iran dipimpin Sarmawi sebagai Ketua Umum dan Muhammad Syukur sebagai Sekretaris Umum,” demikian menurut keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (15/10).

Sementara untuk KAHMI Britania Raya dipimpin oleh Teja Sukmana sebagai Ketua Umum dan Fahmi Asshidqy sebagai Sekretaris Umum.

Sekjen KAHMI Manimbang Kahariadi mengatakan pelantikan majelis perwakilan tersebut sangat penting untuk meningkatkan kompetensi, konsolidasi organisasi serta kerja sama dengan berbagai kawasan dan negara.

“Makna strategisnya adalah untuk meningkatkan hubungan kedua negara dengan misi besar yakni KAHMI selalu berusaha merawat dan menjaga tradisi intelektualitas, meningkatkan komitmen untuk pengabdian pada bangsa dan negara tercinta Indonesia,” ujarnya.

Manimbang mengingatkan, momentum pelantikan itu bertepatan dengan dengan pelaksanaan Munas ke-11 KAHMI pada 24-27 November 2022 di Palu, Sulawesi Tengah.

“Kami menunggu pemikiran-pemikiran cerdas dari kawan-kawan yang berada di dua kawasan ini untuk menjadi peserta resmi, mempunyai hak dipilih dan memilih,” terangnya.

Selain itu, ia juga menambahkan dengan terbentuknya Majelis Perwakilan KAHMI di wilayah itu, kader mempunyai kesempatan menyampaikan pikiran cerdas untuk rekomendasi yang akan disampaikan pada munas yang akan datang.

Sementara itu, Ketua Umum KAHMI Iran Sarmawi berharap Pemerintah RI dan pelajar yang ada di Iran serta Britania Raya tetap fokus pada pendidikan dan ilmu pengetahuan.

“Sangat miris jika pengetahuan tanpa dibarengi dengan agama, begitu juga jika agama tanpa dibarengi dengan ilmu pengetahuan, akan menjadikan manusia seperti robot tanpa perasaan,” katanya menegaskan. ***