Connect with us

Umum

Krisis Moralitas Melanda Remaja, Sistem Islam Solusinya

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID – Sejak kecil pasti kita diajarkan nilai-nilai baik, termasuk mengenai bersikap hormat pada orang yang lebih tua dan menyayangi pada yang lebih muda.

Beberapa waktu lalu jagat Twitter dihebohkan dengan video siswa yang tega menendang seorang nenek.

Tanpa rasa bersalah, sang pelaku pergi bersama teman-temannya usai melakukan aksi perundungan tersebut.

Tentu video tersebut mengundang banyak hujatan dari para netizen.

Sebagaimana dikabarkan media pada (20/11) lalu, seorang nenek yang sedang berada di pinggir jalan tiba-tiba ditendang oleh seorang siswa hingga terjatuh.

Advertisement

Aksi tersebut membuat pelaku bersama teman-temannya tertawa terbahak-bahak seakan itu merupakan hal lucu.

Kejadian tersebut divideokan oleh temannya yang berada di motor, lalu videonya di unggah pada grup WhatsApp mereka.

Setelah tertangkap polisi, mereka beralasan bahwa tidak ada niatan untuk melukai sama sekali.

Perundungan terus terjadi di negeri ini, sebelumnya juga telah beredar video siswa SMP yang melakukan bully dengan mengeroyok kawannya di kelas hingga pingsan.

Perilaku buruk pelajar semacam ini telah banyak sekali terjadi, sungguh memprihatinkan kondisi generasi muda saat ini.

Advertisement

Tentu hal ini harus menjadi perhatian kita bersama, agar kejadian serupa tak terulang kembali.

Pepatah mengatakan “Generasi masa kini adalah pemimpin masa depan”.

Namun apa jadinya masa depan negeri ini ketika generasi muda masa kini mengalami krisis moralitas?

Masalah krisis moral generasi muda ini telah menjadi hal yang cukup serius.

Saat ini telah banyak sekali kasus kriminal di kalangan pelajar.

Advertisement

Menurut data hasil riset Programme for International Student Assessment (PISA) 2018, Indonesia menempati posisi kelima tertinggi dari 78 negara lain, sebagai negara yang pelajarnya paling banyak mengalami perundungan.

Belum lagi data dalam negeri yang menunjukkan bahwa 84% pelajar mengalami kekerasan di lingkungan sekolah.

Baik kekerasan fisik, seksual maupun verbal, dengan pelaku sesama pelajar maupun guru.

Selain itu BNN (Badan Narkotika Nasional) melaporkan bahwa ada 2,3 Juta pelajar yang mengonsumsi narkoba.

Tak hanya itu, tak sedikit pula pelajar putri yang menjalani profesi sebagai PSK.

Advertisement

Bahkan ada yang menjadi mucikari dan menjajakan teman-temannya pada pria hidung belang.

Sungguh miris dan sedih menyaksikannya. Lalu bagaimana cara untuk mengatasi kerusakan remaja hari ini?

Sebelumnya perlu diketahui latar belakang dari kondisi generasi muda saat ini yang kian hari semakin tak beradab.

Semuanya tak bisa lepas dari peran negara, karena negaralah yang memegang kendali atas berjalannya seluruh peraturan.

Sistem kehidupan sekularisme yang diterapkan hari ini, mendukung penuh kebebasan individu meskipun hal itu bertentangan dengan syari’at Islam.

Advertisement

Budaya-budaya rusak dibiarkan masuk begitu saja.

Liberalisme dan hedonisme dibiarkan menjangkiti generasi muda.

Pemikiran-pemikiran merusak tersebut dianggap modern dan lebih maju padahal sejatinya merupakan bom waktu penghancur negeri.

Jika paham-paham Barat dibiarkan bercokol dalam pikiran masyarakat terutama generasi muda, maka jangan heran ketika masa depan negeri ini akan dipenuhi oleh orang-orang dengan moral yang rusak.

Lihatlah negara-negara barat saat ini, mungkin dalam hal IPTEK mereka memanglah maju, namun moral mereka telah hancur.

Advertisement

Terbukti dengan banyaknya kasus kriminalitas yang kian naik angkanya.

Bisa ditarik kesimpulan bahwa latar belakang rusaknya moral pelajar saat ini tak lain karena masuknya pemikiran asing dan mereka dijauhkan dari ajaran agama.

Kerohanian Islam di sekolah dianggap sarang teroris, remaja yang rajin beribadah dicap radikal, sedangkan kenakalan remaja tak terlalu diperhatikan.

Harusnya sebuah pendidikan mampu mencetak generasi dengan kepribadian beradab dan berilmu.

Islam mempunyai sistem pendidikan yang berhasil mencetak generasi yang cakap dalam berbagai bidang dengan pribadi yang salih.

Advertisement

Ada tiga kunci utama keberhasilan pendidikan Islam.

Pertama, Akidah Islam diletakkan sebagai dasar pendidikan Islam.

Dalam bangku sekolah, setiap siswa akan dipupuk keimanan dan ketakwaannya pada Allah SWT.

Akan ditanamkan pula ketaatannya pada Allah juga ajaran-ajaran Islam, dengan begitu akan membuat mereka semakin beriman dan bertakwa.

Kedua, menjadikan syakhsiyyah Islam (kepribadian Islam) sebagai tujuan pendidikan.

Advertisement

Bukan seperti pendidikan saat ini yang mencetak generasi pengisi dunia industri, menjadikan materi sebagai tujuan pendidikan.

Sistem pendidikan Islam berfokus pada pengembangan diri agar nantinya bisa menghasilkan generasi cerdas dalam berbagai bidang yang bisa berkontribusi untuk umat.

Rasulullah SAW, bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR Ahmad).

Kemurnian akidah pun selalu dijaga agar pola pikir dan pola sikapnya senantiasa sesuai dengan Islam.

Advertisement

Ajaran Islam yang diserap harus diaplikasikan dalam kehidupan, agar tak sekadar teori belaka namun terbukti sehingga ajaran Islam akan melekat pada diri setiap pelajar.

Keberhasilan Islam dalam membentuk kepribadian adalah karena Islam mendahulukan pendidikan adab sebelum ilmu lainnya.

Para ulama pun percaya jika adab mulia telah dimiliki pelajar, maka Allah SWT. akan memudahkannya untuk memahami ilmu.

Imam Malik rahimahulLâh pernah berkata:

“(Sewaktu aku kecil) ibuku pernah memakaikan imamah di kepalaku sambil berkata, “Pergilah engkau ke Rabi’ah. Pelajarilah olehmu adab (akhlak)-nya sebelum mempelajari ilmunya.” (Tartîb al-Madârik wa Taqrîb al-Masâlik, 1/130).

Advertisement

Ibnu al-Mubarak rahimahulLâh juga pernah berkata:

“Kami mempelajari adab selama 30 tahun dan mempelajari ilmu selama 20 tahun.” (Ghâyah an-Nihâyah fî Thabaqât al-Qurâ’, 1/198).

Ketiga, peran negara dalam menerapkan hukum tegas saat ada pelanggaran atau tindak kriminal.

Remaja dan pelajar yang terbukti melakukan tindak kriminal akan diberikan sanksi layaknya orang dewasa, jika mereka telah mencapai akil balig.

Karena standar dewasa dalam Islam bukan terletak pada usia tapi akil balig.

Advertisement

Jika mereka terbukti belum balig, maka orang tua atau wali akan diperintahkan pengadilan untuk menasihati dan mendidik mereka.

Hal ini karena taklif hukum tidak dibebankan pada mereka yang belum balig, artinya perbuatan mereka belum dihisab oleh Allah SWT.

Keberhasilan sistem pendidikan Islam ini telah dibuktikan oleh sejarah Islam, di mana banyak sekali cendekiawan dan ilmuwan muslim yang lahir darinya.

Bahkan Ilmuwan Barat sekelas Emmanuel Deutch mengungkapkan “Semua ini memberi kesempatan bagi kami untuk mencapai kebangkitan dalam ilmu pengetahuan modern. (M Hashem, Kekaguman Dunia Terhadap Islam, hlm.100)

Tidakkah itu membuat kita sadar bahwa sistem Islamlah yang mampu melahirkan generasi cemerlang?

Advertisement

Karena Islam memang dirancang oleh Allah SWT. untuk menyelesaikan seluruh permasalan manusia.

Wallahua’lam bishawab. ***

Continue Reading

Yang Lagi Trend