Connect with us

    Lifestyle

    Waspadai Penggunaan Pakaian Bekas Dapat Menularkan Infeksi

    Published

    on

    CIAYUMAJAKUNING.ID – Penggunaan pakaian bekas menurut dokter spesialis kulit dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Arini Widodo, SpKK di nilai memiliki risiko penularan infeksi baik dari bakteri, jamur, virus, maupun parasit seperti tungau dan kutu.

    Menurutnya, ada yang perlu di perhatikan saat mengenakan pakaian bekas terutama dari sisi kesehatan yakni, penularan infeksi.

    “Agen infeksi baik dari bakteri, jamur, virus, dan parasit seperti tungau dan kutu berpotensi menyebar melalui pakaian tersebut,” kata Arini saat di hubungi wartawan Jumat (10/03).

    Menurut anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) itu, pakaian bekas menjamin kebersihannya.

    Adapun beberapa penyakit yang di bawa di antaranya scabies dan eksim.

    Advertisement

    Bahkan pada forum-forum kesehatan, Arini mengatakan pernah di temukan virus pernapasan seperti rhinovirus, virus influenza, dan virus-virus lainnya pada pakaian bekas.

    Selain itu, pada pakaian bekas juga biasanya di semprotkan fumigant atau bahan kimia lainnya untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.

    Namun, menurutnya, penyemprotan tersebut dapat menimbulkan efek samping lain jika uapnya terhirup secara terus menerus.

    “Biasanya efek yang bisa timbul antara lain sakit kepala, pusing, vertigo, mual, muntah, penglihatan kabur, bahkan bisa kejang-kejang,” ujar Arini.

    Di samping itu, bahan kimia tersebut juga dapat membuat kulit iritasi dan mencetuskan alergi pada beberapa orang yang sensitif.

    Advertisement

    Meski demikian, tambahnya, bahwa seberapa besar risiko infeksi akibat menggunakan pakaian bekas tentu sangat tergantung pada proses disinfeksi.

    “Kalau , risikonya sedikit. Sebaliknya, jika disinfeksinya tidak dilakukan dengan benar, pasti risikonya besar,” demikian kata Arini. ***

     

    Continue Reading

    Yang Lagi Trend