Connect with us

Umum

Gegara ‘Maneh’, Sabil Guru Cirebon Viral Kini Jadi Fotografer Dedi Mulyadi

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID – Usai di pecat oleh pihak sekolah akibat mengomentari unggahan instagram Gubernur Jabar (Jabar) Ridwan Kamil dengan kata ‘maneh’ (kamu, red), Muhammad Sabil Fadhillah akhirnya mendapat pekerjaaan.

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi kemudian memberikannya Sabil pekerjaan sebagai seorang fotografer.

“Saat menemui Sabil beberapa hari lalu, ternyata dia menganggur dan sedang mencari kerja,” katanya kepada wartawan, Sabtu (18/03).

Dedi lalu menirukan jawaban Sabil saat di tanya soal pekerjaan.

“Sekarang mah job seeker, masih cari kerja. Barang kali mau dijadikan fotografer atau kameramen akang (Kang Dedi) boleh, itu juga kalau ditawari,” jawabnya.

Advertisement

Dedi pun saat itu langsung memenuhi keinginan Sabil dengan saling berjabat tangan sebagai pertanda kesepakatan.

“Serius nih? Kita juga lagi kurang fotografer. Kalau bener salaman, deal,” ucap keduanya saat bersalaman.

Sabil adalah mantan guru honorer di SMK Telkom Sekar Kemuning Kota Cirebon.

Ia di berhentikan lantaran di nilai melakukan pelanggaran karan berkomentar berbahasa Sunda di instagram (IG) Gubernur Jabar Ridwan Kamil dengan kata ‘maneh’.

Sabil menilai, sebutan ‘maneh‘ dalam komentar-nya adalah sebuah panggilan akrab karena menurutnya, orang yang ia komentari adalah sosok yang friendly.

Advertisement

Namun ia tak menyangka kritikan itu viral hingga di beri pin sebagai komentar yang di tandai.

Pihak sekolah tempat Sabil mengajar sebetulnya telah memberikan kesempatan kedua untuk ia kembali mengabdi.

Namun, Sabil memilih untuk berhenti dan mengundurkan diri sebagai guru SMK di Cirebon.

Sementara itu, Dedi Mulyadi berharap semua orang bisa menghadapi segala sesuatu secara rileks, tak perlu tegang.

Dedi juga mengkritik Sabil. Sebagai seorang insan pengajar harus peka saat melontarkan kritik jangan sampai menimbulkan multi-tafsir.

Advertisement

“Karena kulturnya bukan hanya Pantura di media sosial. Kita juga harus menghormati kultur, mengkritik boleh tapi pilih diksi bahasa yang tidak menimbulkan kontroversi dan ketersinggungan.” tuturnya. ***

Continue Reading

Yang Lagi Trend