Connect with us

Budaya

Mama Jana, Mestro Tarling Klasik Cikal Bakal Dangdut Cirebonan Tutup Usia

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID – Langit dunia musik tarling Cirebon di selimuti mendung duka usai salah satu musikus tarling Cirebon generasi kedua Jana Partanaim meninggal dunia pada usia 90 tahun.

Salah seorang budayawan Cirebon Akbarudin Sucipto menceritakan kesehatan Mama Jana, demikian sapaan akrab Jana Partanaim, sempat menurun.

“Almarhum sempat masuk ICU dan di rawat RS Pelabuhan Cirebon sebelum akhirnya berpulang,” katanya, Rabu (31/07).

Akbarudin menambahkan Mama Jana merupakan sosok putra terbaik Cirebon yang konsisten dan komitmen melestarikan Tarling Klasik Cirebon.

Dedikasinya selama hidup di kenal konsisten melestarikan musik tarling klasik dan mendirikan sanggar seni bernama Candra Kirana.

Advertisement

Awalnya Mama Jana membangun sanggar seni bernama Paduana yang berarti siapa saja boleh ikut satu panggung bersamanya.

“Namun seiring berjalannya waktu, di tetapkanlah nama sanggar seni Candra Kirana,” imbuhnya.

Kala masih hidup, redaksi pernah mewawancarainya langsung di kediamannya Jalan Samadikun Gg. Melati 7 Kebonbaru Kejaksan Kota Cirebon.

Saat itu, mendiang Mama Jana bersama personil lain tengah berkumpul memainkan lagu-lagu tarling klasik yang pernah jaya pada masanya.

“Kalau tidak sama teman-teman ya saya petik sendiri gitar saya,” ujarnya, Sabtu (09/03/2019).

Advertisement

Mama Jana merupakan salah satu musikus tarling klasik Cirebon yang menciptakan melodi dalam lantunan lagu khas Cirebon bernama Kiser (1940).

Jana Pertanaim, musisi tarling klasik. (ciayumajakuning.id)

Saat zaman penjajahan Belanda itulah awal mula tarling berkembang dan beberapa musikus ternama pada era itu adalah Sugra dari Indramayu dan Barang dari Cirebon.

Ia menerangkan musik tarling berasal dari kemampuan Sugra bermain gamelan.

“Saat itu Pak Sugra menggabungkan musik dari gamelan ke dalam nada yang ada di senar gitar di tambah suling. Jadilah tarling, gitar dan suling,” tutur Mama Jana.

Seiring perkembangan, ia mulai aktif menggeluti tarling sejak tahun 1946 dengan menggabungkan beberapa unsur musik ke dalam suara gitar saat manggung.

Melodi kiser tarling klasik yang di ciptakan Mama Dana itu merupakan campuran lagu dari gamelan dan keroncong.

Advertisement

Lagu tersebut kemudian di gabungkan dengan laras gamelan, pelog, slendro dan prawa yang menceritakan tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Cirebon.

“Saya gabungkan banyak unsur musik dan jadilah melodi kiser, alhamdulillah banyak yang suka. Saya biasanya empat orang kalau manggung,” katanya.

Mama Jana memiliki posisi penting dalam perkembangan tarling klasik Cirebon dan sering manggung di berbagai daerah di Indonesia.

Di tengah perkembangan dangdut pantura, ia sesekali memetik gitar elektrik hasil dari perjalanan karirnya manggung di berbagai tempat.

“Sekarang manggung hanya sesekali, di samping usia, tidak banyak orang yang nanggap tarling klasik lagi,” keluhnya.

Advertisement

Namun seiring perkembangan zaman, musik tarling kini berubah menjadi musik organ tunggal dan dangdut Cirebonan.

“Kalau lagu-lagu Cirebonan yang terkenal banyak ada kiser, waled, bendrong dan barlen,” ucap Mama Jana. ***

Continue Reading

Yang Lagi Trend