Connect with us

Umum

Deadlock di Muswil Pemuda Muhammadiyah Jabar: Kegagalan e-Voting Ciptakan Polemik Internal

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID – Musyawarah Wilayah (Muswil) Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Bandung pada 21–22 Desember 2024 berakhir dengan kekecewaan mendalam. Proses pemilihan Ketua Umum untuk periode mendatang gagal mencapai kesepakatan, memicu kebuntuan (deadlock) akibat kendala teknis serius pada sistem e-voting.

Muswil yang semestinya menjadi momen demokrasi justru mencoreng citra organisasi. Salah satu peserta, Apik Syamsul Rizal, menyebut peristiwa ini sebagai yang terburuk dalam sejarah Pemuda Muhammadiyah Jabar.

“Ini bukan hanya masalah teknis, tetapi juga mencerminkan kelemahan tata kelola organisasi yang perlu segera diperbaiki,” ujarnya.

Masalah e-Voting dan Ketidakpercayaan Peserta

Gangguan pada sistem e-voting menjadi titik awal permasalahan. Sejak awal proses, sistem dilaporkan mengalami gangguan teknis yang berulang, seperti perangkat yang tidak siap, pemisahan arena pemilihan dari perkumpulan peserta, serta dugaan manipulasi data suara. Hal ini menimbulkan ketidakpercayaan di kalangan peserta, memicu perdebatan yang tidak kunjung menemukan solusi.

Advertisement

“Alih-alih mempercepat proses, sistem e-voting justru menjadi penghambat utama,” ungkapnya.

Ketidaktransparanan dalam penghitungan suara juga memperburuk situasi. Banyak peserta merasa bahwa aplikasi e-voting tidak memiliki keabsahan yang memadai, sehingga hasilnya diragukan. Upaya mediasi yang dilakukan panitia tidak berhasil meredakan ketegangan, sementara atmosfer Muswil semakin memanas akibat perdebatan sengit antar peserta.

Dampak Negatif dan Tuntutan Evaluasi

Kegagalan Muswil ini membawa dampak serius bagi Pemuda Muhammadiyah Jabar. Proses regenerasi kepemimpinan terhambat, yang berpotensi mengganggu pelaksanaan program kerja organisasi ke depan. Lebih parah lagi, insiden ini dapat melemahkan solidaritas internal dan memicu perpecahan yang berkepanjangan.

“Peristiwa ini mencoreng citra organisasi di mata masyarakat, yang selama ini memandang Pemuda Muhammadiyah sebagai gerakan pemuda yang solid dan terpercaya,” ujarnya.

Advertisement

Berbagai pihak mendesak agar Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah segera turun tangan untuk menyelesaikan persoalan ini secara adil dan komprehensif. Langkah evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan Muswil dinilai mendesak guna mencegah peristiwa serupa terulang di masa depan.

Pelajaran untuk Pemuda Muhammadiyah Jabar

Peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi Pemuda Muhammadiyah Jabar untuk memperbaiki tata kelola organisasi, terutama dalam mengintegrasikan teknologi seperti e-voting. Transparansi, akuntabilitas, dan penguatan nilai-nilai demokrasi internal harus menjadi prioritas utama untuk menjaga kepercayaan anggota dan masyarakat.

“Ke depan, Pemuda Muhammadiyah harus memastikan setiap proses pemilihan berjalan transparan, adil, dan profesional demi menjaga integritas organisasi,” tutup Apik Syamsul Rizal.

Peristiwa ini diharapkan menjadi momentum refleksi bagi Pemuda Muhammadiyah Jabar untuk bangkit dan memperkuat peranannya sebagai organisasi pemuda yang berintegritas dan progresif.

Advertisement
Continue Reading

Yang Lagi Trend