Teknologi
Lebih Hemat Air, Indramayu Kembangkan Pertanian dengan Sistem IPHA
CIAYUMAJAKUNING.ID – Pemkab Indramayu mensinergikan berbagai program pertanian dengan berbagai pihak salah satunya dengan mengembangkan perluasan tanaman padi dengan menggunakan sistem Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) di berbagai wilayah.
Dengan penerapan sistem IPHA maka wilayah pertanian yang berada di daerah hilir akan tercukupi air.
Seperti yang di lakukan di Desa Sukamulya Kecamatan Tukdana, perluasan IPHA di lakukan dengan penanaman demplot.
Penanaman di lakukan oleh DKPP Indramayu, Camat Tukdana dan BBWS Cimanuk Cisanggarung (Cimancis).
Bersama Rentang Irrigation Modernization Project (RIMS) dan puluhan petani, penanaman demplot IPHA di laksanakan Jumat (10/01) pagi.
Plt Kepala DKPP Indamayu Sugeng Heriyanto menjelaskan saat ini pihaknya terus mengenalkan metode IPHA ke petani Indramayu.
‘Dengan menerapkan IPHA para petani akan menghemat air dan adanya peningkatan produksi,” katanya.
Sugeng menambahkan Tukdana merupakan daerah pertanian dengan kategori I dalam sistem irigasi.
Kategori I merupakan daerah paling ujung (hulu) dengan suplai air paling terjamin karena paling depan.
Meskipun air berlimpah para petani tidak boleh menggunakan air secara (berlebihan) karena harus memperhatikan daerah hilir.
“Padi itu bukan tumbuhan air tetapi padi butuh air. Dengan IPHA, air di sawah tidak harus banyak namun cukup basah atau cemek-cemek,” terangnya.
Sementara itu, PPK Perencanaan Maria Christina Kurniawati BBWS Cimancis mengatakan pengembangan IPHA telah di lakukan di Indramayu dan Cirebon.
Di dua kabupaten tersebut sudah berdiri 13 demplot percontohan untuk terus di kembangkan dan terbanyak berada di Indramayu.
“BBWS melalui program RIMS ingin meningkatkan kualitas pertanian di Indramayu, salah satunya dengan menerapkan IPHA,” katanya.
Camat Tukdana M Hidayat menambahkan dalam mengolah sistem IPHA para petani harus di latih pembuatan bibit dan juga penggunaan transplanter.
Pasalnya, bibit yang digunakan untuk tanam berusia antara 12-15 hari.
“Kalau di Tukdana, metode IPHA di kenal dengan ‘Gursat’ atau guyur asat, setelah sawah di guyur air selanjutnya di kurangi airnya dan di biarkan cemek-cemek,” jelasnya. ***
- Teknologi2 tahun ago
SamFW Tool 4.0 Tool Gratis FRP Samsung Cukup Satu Klik
- Kuliner5 tahun ago
Menyesap Kopi Lunaira Usung Konsep Bayar Seikhlasnya
- legal2 tahun ago
Dimana Ada Proyek Wajib Ada Papan Proyek, Ini Dasar Hukumnya
- Lirik Lagu2 tahun ago
Lirik Lagu Mabok Ngeslot Anik Arnika Bahasa Cirebon Dan Bahasa Indonesia
- Budaya4 minggu ago
Tiga Bangunan Bersejarah di Indramayu Bakal Ditetapkan Obyek Cagar Budaya
- Umum1 bulan ago
BBGP Jabar Gelar Program Kareta Sobat di Gedung Linggarjati Kuningan
- Umum3 minggu ago
Banyak Buruh Pabrik di Majalengka yang Hanya Tempuh Pendidikan Hingga SMP
- Budaya1 bulan ago
Tradisi Memitu Indramayu Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia