Connect with us

Sosok

Masyarakat Sunda Wiwitan Kuningan Berduka Pangeran Djatikusumah Tutup Usia

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID – Masyarakat Adat Sunda Wiwitan, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan berduka menyusul berpulangnya Pangeran Djatikusumah Maniswara Tedjabuwana Alibassa Kusumah Wijaya Ningrat ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.

Sesepuh adat dan budaya Sunda tersebut wafat dalam usia 93 tahun pukul 10.10 WIB, Jumat (16/05).

Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar turut melayat ke Paseban Tri Panca Tunggal, Cigugur, Jumat malam.

Menurutnya sosok yang akrab di sapa Rama Djati itu senantiasa menebarkan nilai-nilai kebaikan, kebijaksanaan dan pelestarian budaya.

“Semoga almarhum di terima di sisi-Nya dan keluarga yang di tinggalkan di beri kekuatan dan ketabahan,” ungkap Bupati berbelasungkawa.

Advertisement

Informasi dari pihak keluarga, Juwita Djatikusuma dan Dewi Kanti mengatakan jenazah almarhum di makamkan Minggu, (18/05) .

Almarhum di semayamkan sebelum pukul 12.00 WIB di kawasan Curug Go’ong, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur.

Sepanjang hidupnya, Rama Djati di kenal sebagai sesepuh adat yang mengabdikan diri pada pelestarian nilai-nilai kearifan lokal.

Ia di kenal sebagai pribadi bijaksana yang mendorong setiap orang menggali makna hidup melalui perdamaian, menghormati perbedaan, ketulusan dan rasa syukur.

Rama Djati merupakan anak dari pasangan Pangeran Tedjabuwana Alibassa dan Ratu Saodah.

Advertisement

Ia merupakan cucu dari Pangeran Sadewa Madrais Alibassa Kusumah Wijaya Ningrat.

Pangeran Sadewa merupakan tokoh utama gerakan Agama Djawa Sunda (ADS) yang menjadi cikal bakal Masyarakat Adat Karuhun Sunda Wiwitan.

Pandangannya tentang upacara Seren Taun, Rama Djati menilai banyak inti dari tradisi tersebut.

Upacara Seren Taun bukan hanya sebagai bentuk rasa syukur dan permohonan berkah.

Ttetapi juga sebagai cara untuk menjaga warisan luhur para leluhur dan memperkuat akar budaya bangsa melalui kearifan lokal. ***

Advertisement
Continue Reading

Yang Lagi Trend