Ekbis
Emas Terancam Gagal Pertahankan Kenaikan Pasca Rilis Data Inflasi AS
Harga emas (XAU/USD) mencatat kenaikan tipis pada perdagangan Selasa (12/8), menguat 0,20% setelah publikasi data inflasi Amerika Serikat (AS) bulan Juli. Sentimen positif juga muncul dari pernyataan Presiden AS Donald Trump yang kembali menekan independensi Federal Reserve (The Fed). Namun, analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, menilai tren bearish pada XAU/USD justru semakin kuat.
Berdasarkan analisis Andy, pola candlestick dan indikator Moving Average saat ini menunjukkan tekanan jual yang dominan. Untuk proyeksi harian, jika tren bearish berlanjut, XAU/USD berpotensi turun menuju level support di $3.332. Sebaliknya, jika harga bertahan di atas support dan terjadi koreksi, peluang kenaikan terbuka hingga resistance di $3.365.
Pada sesi perdagangan Asia Rabu pagi (13/8), emas sempat menguat mendekati $3.350 setelah rebound dari posisi terendah multi-hari di kisaran $3.330. Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada pertemuan September. Berdasarkan data FedWatch CME, peluang pemangkasan suku bunga lanjutan pada Oktober juga naik menjadi 67% dari sebelumnya 55%.
Data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang sesuai perkiraan turut memengaruhi pergerakan harga. IHK tahunan Juli naik 2,7%, sementara IHK inti tahunan mencapai 3,1%, melampaui prediksi 3%. Secara bulanan, keduanya juga tumbuh lebih tinggi dari estimasi, yaitu 0,2% untuk IHK dan 0,3% untuk IHK inti. Hasil ini memicu spekulasi bahwa meski inflasi masih cukup kuat, The Fed mungkin akan melonggarkan kebijakan moneter demi mendukung pertumbuhan ekonomi.
Penurunan suku bunga biasanya menjadi katalis positif bagi emas karena mengurangi biaya peluang memegang aset tanpa imbal hasil seperti logam mulia. Namun, sentimen positif emas kali ini terbatas oleh meredanya ketegangan perdagangan AS–Tiongkok setelah Donald Trump menunda penerapan tarif besar selama 90 hari, sehingga mengurangi permintaan emas sebagai aset safe-haven.
Sementara itu, pejabat The Fed seperti Thomas Barkin dari The Richmond menilai kebijakan saat ini sudah tepat, walau inflasi dan pengangguran masih menjadi tantangan. Jeffrey Schmid dari The Fed Kansas City juga menyatakan kebijakan yang sedikit ketat tetap relevan, dengan pendekatan yang hati-hati dalam mengubah suku bunga.
Secara keseluruhan, Andy Nugraha menegaskan bahwa meski emas sempat rebound di awal pekan, tren jangka pendek masih berada di bawah tekanan bearish. Penguatan memang dapat mendorong harga menguji level berikutnya, namun kegagalan bertahan berpotensi memicu kembali dominasi tekanan jual.
Artikel ini juga tayang di VRITIMES
- Teknologi3 tahun ago
SamFW Tool 4.0 Tool Gratis FRP Samsung Cukup Satu Klik
- Lirik Lagu3 tahun ago
Lirik Lagu Mabok Ngeslot Anik Arnika Bahasa Cirebon Dan Bahasa Indonesia
- legal2 tahun ago
Dimana Ada Proyek Wajib Ada Papan Proyek, Ini Dasar Hukumnya
- Teknologi2 tahun ago
Download TFT Unlock 2023 V3.1.1.1 Update ByPass FRP Tool dan Unlock iPhone dan iPad
- Kuliner6 tahun ago
Menyesap Kopi Lunaira Usung Konsep Bayar Seikhlasnya
- Budaya8 bulan ago
Tradisi Memitu Indramayu Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia
- Umum7 bulan ago
Istimewa, Bupati Terpilih Kuningan Dian Rachmat Yanuar Rayakan HUT ke-57
- Umum10 bulan ago
Agha Setia Putra Gantikan Hesekiel Sijabat Jadi Kepala ATR/BPN Kabupaten Cirebon