Connect with us

Umum

Dorong Kemandirian Chef Lokal Lewat Sertifikasi BNSP, Jurus MBG Naik Kelas

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID: Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor kuliner terus digencarkan Yayasan Mawar Bina Insani melalui program pelatihan dan sertifikasi chef bagi para pengelola Dapur MBG.

Di bawah naungan koperasi MBG, program ini tidak hanya membentuk keterampilan, tetapi juga membuka jalan bagi masyarakat untuk memiliki kompetensi tersertifikasi secara nasional.

Didi Kusnadi dari Yayasan Mawar Bina Insani menuturkan bahwa pelatihan ini merupakan batch kedua setelah sebelumnya sukses digelar di Cirebon. Untuk gelombang terbaru, kegiatan berlangsung di SPPG Jengkok Kecamatan Kertasmaya Kabupaten Indramayu. dengan total 26 peserta.

“Ada 26 peserta dan kami ingin SDM dapur MBG naik kelas. Mereka sudah punya pengalaman, tinggal kebutuhan sertifikasinya saja,” ujar Didi, Minggu (9/11/2025).

Pelatihan diawali dengan bimbingan teknis (bimtek), disusul uji kompetensi yang menghadirkan LSP Pariwisata Maestro Indonesia. LSP ini berperan sebagai lembaga yang berwenang mengeluarkan rekomendasi sertifikasi bagi para calon chef.

Advertisement

“Mereka semua kami assessment untuk menjadi calon chef yang kompeten. Sebagian besar sudah berjalan di lapangan, tinggal memantapkan standar agar layak mendapatkan sertifikasi,” jelas Didi.

Hingga saat ini, sudah ada 27 peserta yang resmi mengantongi sertifikat BNSP, sebuah capaian penting mengingat sertifikasi profesi menjadi standar wajib di dunia kuliner profesional.

Didi mengatakan, program tersebut mendapat dukungan penuh dari PCNU Kabupaten Indramayu.

“Rata-rata warga Nahdliyin punya dapur MBG. Kami ingin mereka bertumbuh bersama,” katanya.

Selain PCNU, kata Didi, kegiatan tersebut melibatkan LKKNU serta mitra dapur SPPG Jengkok yang memberikan izin penggunaan dapur praktikum. Menurutnya, keterlibatan banyak pihak ini menjadi bukti bahwa dapur MBG tidak berdiri sendiri, melainkan bagian dari ekosistem pendidikan, yayasan, dan instansi terkait.

Advertisement

Salah satu keunggulan pelatihan ini adalah lokasinya yang berada di dapur SPPG, bukan hotel. Menurut Didi, hal ini membuat peserta bisa praktik langsung dalam suasana kerja nyata.

“Belajar di dapur SPPG memberi pengalaman autentik. Mereka bekerja seperti dalam dapur profesional, bukan hanya simulasi,” katanya.

Ke depan, Koperasi MBG menargetkan pelatihan digelar setiap dua minggu sekali, demi membuka kesempatan lebih luas bagi masyarakat yang ingin meningkatkan kompetensi.

Sementara itu Ketua PCNU Kabupaten Indramayu KH. M Mustofa mengatakan

dalam pandangan Islam, memasak dan menyiapkan makanan bukan hanya pekerjaan duniawi, melainkan amal saleh jika dilakukan dengan niat ibadah dan penuh tanggung jawab.

Advertisement

“Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang ketika bekerja, ia melakukannya dengan itqan (sungguh-sungguh dan profesional),” kata Mustofa mengutip hadist Al-Baihaqi.

Maka, sertifikasi kompetensi chef ini juga merupakan bagian dari amal khidmah — pengabdian melalui profesi yang membawa manfaat, menyediakan makanan yang halal, thayyib, dan penuh berkah bagi masyarakat.

Oleh karena itu, bimbingan teknis dan sertifikasi ini agar dapat memastikan bahwa setiap peserta tidak hanya mahir memasak. Tetapi memiliki kompetensi, etika, dan nilai-nilai keislaman dalam profesinya.

“Karena chef yang kompeten bukan hanya yang mampu mengolah rasa, tetapi juga mengolah niat dan integritas dalam setiap hidangan yang disajikan,” ujarnya.

NU, katanya, sangat mendukung program seperti ini, karena sejalan dengan semangat kemandirian ekonomi, peningkatan SDM, dan penguatan sektor halal yang menjadi bagian dari cita-cita Nahdlatut Tujjar kebangkitan ekonomi umat.

Advertisement
Continue Reading
Advertisement

Yang Lagi Trend