53 Mahasiswa Doktoral IPB Studi Kelola Lingkungan di Indramayu

0
57

CIAYUMAJAKUNING.ID – Sebanyak 53 mahasiswa S3 Ilmu Pengelolaan SDA dan Lingkungan (PSL) IPB University melakukan kunjungan studi ke Kabupaten Indramayu.

Kegiatan ini bertujuan mengintegrasikan teori ilmiah guna merumuskan strategi adaptasi dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Kepala Bappeda-Litbang Indramayu Iin Indrayati mengatakan Indramayu merupakan daerah lumbung padi nasional.

Selain itu Indramayu juga merupakan sentra perikanan laut terbesar di Pantura Jabar.

Meski demikian, berbagai ancaman lingkungan membayangi seperti abrasi, banjir rob dan intrusi air laut.

“Serta meningkatnya kerentanan sektor unggulan seperti pertanian dan perikanan terhadap perubahan iklim,” tambahnya.

Iin mencontohkan garis Pantai Eretan mundur hingga 212 meter dalam 15 tahun sehingga ratusan rumah terendam rob tiap tahunnya.

Hal itulah, Ketua Prodi Doktor PSL IPB Karlina Karlinasari mengatakan yang mendasari pihaknya melakukan evaluasi komprehensif.

Melalui metode mixed-methods, jelasnya, menggunakan analisis spasial canggih.

Seperti pemodelan banjir rob yang memprediksi genangan meluas hingga 16.514 hektare pada 2080.

“Analisis InSAR juga menunjukkan penurunan muka tanah sebesar 3-7 cm per tahun yang memperburuk risiko banjir rob,” terang Karlina.

Fokus utama kajian lapangan para calon doktor IPB ini berada di Desa Karangsong.

Kawasan yang menjadi contoh nyata tekanan ekologis sekaligus pusat inovasi pengelolaan mangrove.

Analisis keberlanjutan menunjukkan keberhasilan pengelolaan mangrove di pengaruhi Tingkat Partisipasi Masyarakat Lokal (TPML).

Serta sinergi antar-lembaga, efektivitas Perdes No.02/2009 yang menjadi menjadi key drivers dalam model analisis MICMAC.

Dalam aspek ketahanan pangan, kajian neraca beras mengungkap Indramayu di prediksi masih surplus beras hingga tahun 2048.

Namun tren ini dapat menurun tajam bila alih fungsi lahan tidak terkendali dan bencana lingkungan merusak lahan produktif.

Sebagai lumbung pangan, Indramayu perlu mempertahankan sedikitnya 210 ribu hektare sawah produktif hingga 2040.

Strategi pengelolaan wilayah berkelanjutan yang di rekomendasikan IPB adalah Pendekatan Lanskap Terpadu.

Pendekatan ini, membagi wilayah pesisir Karangsong ke dalam enam zona mulai dari Zona Inti Konservasi hingga Pemukiman Pesisir.

Pendekatan ini juga menggabungkan perlindungan ekologis, ekowisata mangrove hingga penguatan ekonomi melalui model silvofishery.

Kajian kelayakan menunjukkan Karangsong memiliki kapasitas kunjungan hingga 803 orang per hari untuk ekowisata.

Kepala Bappeda-Litbang Indramayu Iin Indrayati mengatakan temuan ini akan menjadi bahan penting dalam penyusunan RPJMD 2025-2029.

Terutama pada misi ke-3 yang menekankan peningkatan ketahanan bencana dan adaptasi perubahan iklim.

Ia menekankan perlunya kolaborasi riset yang lebih terstruktur dengan IPB dan BRIN guna mendapat dukungan teknologi adaptif.

Kunjungan studi ini menjadi contoh nyata sinergi antara sains dan kebijakan (science-based policy). ***