Filosofi Hutan Bagi Warga Tionghoa: Ibu yang Menghidupi

0
42

CIAYUMAJAKUNING.ID – Bagi warga Tionghoa, hutan memiliki filosofi ibu yang menghidupi dan melindungi semua mahluk. Oleh sebab itu hutan harus di jaga kelestariannya.

Tanpa adanya hutan tidak akan ada kehidupan.

Hutan berfungsi sebagai pengingat pentingnya melestarikan, melindungi lingkungan serta keharmonisan antara manusia dan alam.

Pohon memiliki akar dalam yang dapat mengambil air bahkan saat kondisi kering.

Di Cina saat ini tengah melakukan penghijauan besar-besaran selama beberapa dekade terakhir.

Upaya memulihkan ekosistem dan melawan perubahan iklim itu memicu perubahan tak terduga pada pola air di seluruh negeri.

Studi jurnal Earth’s Future pada 4 Oktober mengungkap perubahan drastis ini.

Antara 2001–2020, tutupan vegetasi yang meningkat justru mengurangi jumlah air tawar yang tersedia.

Bagi manusia dan ekosistem di wilayah monsun timur dan wilayah kering barat laut -area yang mencakup sekitar 74 persen daratan China.

Sebaliknya, ketersediaan air meningkat di Dataran Tinggi Tibet.

Di Bumi, ada tiga proses utama yang memindahkan air antara daratan dan atmosfer yakni evaporasi, transpirasi dan presipitasi.

Evaporasi mengangkat air dari permukaan tanah, sementara transpirasi membawa air yang di serap tanaman ke udara.

Keduanya di sebut evapotranspirasi.

Sedangkan presipitasi adalah air yang turun dalam bentuk hujan, salju dan lainnya.

Program penghijauan paling ambisius di Cina adalah Great Green Wall yang di mulai tahun 1978 guna menahan perluasan gurun.

Dalam 50 tahun terakhir, proyek ini meningkatkan tutupan hutan dari 10 persen (1949) menjadi lebih dari 25 persen.

Hal ini menambah luas hutan setara ukuran negara Aljazair.

Pada 2023 pemerintah mengklaim telah mengepung gurun terbesarnya dengan vegetasi.

Ada dua program besar lain yang di mulai pada 1999 yakni Grain for Green Program.

Program ini memberi insentif petani mengubah lahan pertanian menjadi hutan dan padang rumput.

Lalu Natural Forest Protection Program yang melarang penebangan hutan primer dan mendorong reboisasi.

Secara kolektif, berbagai inisiatif ini menyumbang 25 persen dari peningkatan luas daun global antara 2000–2017, terbesar dari satu negara.

Berkat usaha besar dan semangat tinggi, kawasan hutan dapat bertambah.

Dari 115,28 juta hektar diawal tahun 1950-an menjadi 174,91 juta hektar di tahun 2008.

Yang luar biasa adalah kota Beijing, ibukota China.

Luas tutupan hutan di Beijing meningkat dari 1,3% di tahun 1949 meningkat menjadi 38,6% di akhir tahun 2012.

Oleh: Jeremy Huang Wijaya