Connect with us

    Umum

    Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Cirebon, Gay Masih Mendominasi Kasus

    Published

    on

    CIREBON, CIATUMAJAKUNING.ID – Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, sebut sampai bulan Oktober ini kasus HIV/AIDS sebanyak 210 kasus dan masih didominasi oleh pasangan sejenis.

    Demikian dikatakan Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana, Minggu (1/11/2020).

    Nanang menjelaskan, kalau melihat sisa dua bulan lagi sampai akhir tahun, bisa saja ada kenaikan. Namun prediksi bisa melesat, tergantung dari kemauan orang memeriksakan diri. Masalahnya, muncul jumlah kasus, ketika ada masyarakat yang dinyatakan terperiksa.

    “Ini kan sifatnya sukarela. Jadi kalau ada orang yang memeriksakan diri ke rumah sakit dan dinyatakan positif, baru namanya kasus baru. Kalau dari donor darah walaupun terdeteksi, tidak bisa muncul hitungan. Kecuali yang bersangkutan memeriksa di rumah sakit, baru masuk data,” papar Nanang.

    Nanang mengaku miris, karena penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Cirebon, 60 persen nya masih didominasi kaum Gay. Sedangkan yang di intervensi dalam program HIV/AIDS ada enam kelompok sasaran. Kelompok tersebut adalah populasi kunci yaitu gay dan Waria, narkoba jarum suntik, PSK, lelaki berisiko ditambah kelompok resiko tinggi, ibu hamil dan penderita TBC.

    Advertisement

    “Enam kelompok ini yang terus kami pantau, terlebih populasi kunci. Kita terus melakukan sosialisasi dibantu LSM yang konsen menangani HIV/AIDS,” ujar Nanang.

    Namun menurut Nanang, 2/3 kematian akibat HIV/AIDS, diakibatkan penyakit TBC. Alasannya, HIV/AIDS menggerogoti daya tahan tubuh, dan terus menurunkan imunitas. Bahayanya, penyebaran TBC melalui udara, dan resiko menularnya sangat rentan.

    “Selain TBC, yang berisiko kena penyakit mematikan ini juga yang punya penyakit Hepatitis B. Penularan bisa melalui hubungan seks. Makanya, kami siapkan untuk setiap ibu hamil. Mereka harus diperiksa HIV dan hepatitis B,” ucap Nanang.

    Nanang menambahkan, tujuan pemeriksaan ibu hamil, untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Pencegahannya melalui program PPIA. Ini supaya ada pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak. Jadi, setia ada ibu hamil yang positif, akan langsung diberikan obat anti ARV. Saat ini, penyakit Hepatitis B pada ibu hamil, sudah tembus 330 orang.

    “Nanti ibu hamil diobati di Rumah Sakit. Kalau enam bulan dinyatakan sembuh, berarti punya anti body. Tapi kalau tidak sembuh, otomatis tertular seumur hidupnya. Nah untuk bayi yang baru lahir, akan diberikan vaksin HBIG. Insya Allah bayinya tidak tertular,” Ujar Nanang.

    Advertisement
    Continue Reading

    Yang Lagi Trend