CIREBON, CIAYUMAJAKUNING.ID – Peran penting dari hutan gunung Ciremai yang merupakan daerah resapan air. Air resapan tersebut muncul sebagai sumber air yang dimanfaatkan masyarakat wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning), Jawa Barat.
Dilansir dari akun instagram Gunung_Ciremai menuliskan sumber-sumber air yang berada dalam kawasan TNGC tersebut saat ini telah dimanfaatkan oleh para pihak serta masyarakat dalam bentuk izin pemanfaatan.
Baik pemanfaatan non komersial berupa Izin Pemanfaatan Air dan Energi Air (IPAEA) maupun pemanfaatan komersial berupa Izin Usaha Pemanfaatan Air dan Energi Air (IUPAEA) sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permenlhk) nomor 18 tahun 2019.
Dituliskan juga dalam akun instagram tersebut, keberadaan sumber air TNGC juga merupakan salah satu komponen habitat bagi keberadaan tumbuhan dan satwa liar (TSL). Keberadaan sumber air dan TSL tersebut memiliki hubungan erat antara keduanya.
Balai TNGC bersama kelompok masyarakat pemanfaat air rutin melaksanakan kegiatan pengukuran debit air. Kegiatan tersebut dilakukan dua kali dalam setahun yaitu pada musim hujan dan musim kemarau.
Pada 2020, pengukuran debit air bersama masyarakat pada Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Kuningan dilaksanakan pada 68 lokasi sumber air dengan total debit sebesar 5.854,96 liter per detik.
Jika kita bandingkan dengan debit air sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosisten (KSDAE) nomor 40 tahun 2017 tentang Penetapan Areal Pemanfaatan Air dan Energi Air pada Taman Nasional Gunung Ciremai untuk wilayah Kuningan yaitu 5.749,85 liter per detik, maka debit air mengalami peningkatan 105,11 liter per detik.
Dalam pengukuran itu, lantas bagaimana debit air pada 2021?. Nantikan hasil pengukuran debit air pada minggu ke 4 Februari ini.