Connect with us

    Umum

    Pantau Kualitas Udara, Pelabuhan Cirebon Pasang Alat Elektronik

    Published

    on

    CIREBON, CIAYUMAJAKUNING.ID – Adanya aktivitas bongkar muat batubara, membuat kondisi kualitas udara di kawasan Pelabuhan Cirebon kerap kali dikeluhkan masyarakat sekitar pelabuhan Cirebon. Terlebih lagi kondisi tersebut seakan menjadi polemik yang terus berulang, terutama saat musim kemarau.

    Maka untuk mengantisipasi pencemaran udara di kawasan pelabuhan, saat ini PT Pelindo II sudah memasang alat pemantau kualitas udara, sehingga keluhan masyarakat bisa tertangani.

    Salah satu alat pemantau dipasang di pintu masuk III, dan dari pantauan, alat tersebut berbentuk seperti papan elektronik, dimana pada layar terlihat ada beberapa indikator.

    Pada indikator terlihat tulisan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), yang dibawahnya ada lima indikator kualitas udara yang diwakili oleh warna yang berbeda, yakni warna hijau untuk kualitas udara yang baik, warna biru untuk kualitas sedang, warna kuning untuk kualitas udara tidak sehat, warna merah untuk indikator kualitas udara sangat tidak sehat dan warna hitam untuk menggambarkan kondisi kualitas udara yang berbahaya.

    Pada grafis yang digambarkan, terlihat kualitas beberapa jenis senyawa yang terpantau melalui, diantaranya PM10 yang merupakan parameter untuk menyatakan banyaknya kandungan debu dalam udara, SO2 (Belerang Dioksida), CO (Karbon Monoksida), 03 (Ozon) dan NO2 (Nitrogen Dioksida).

    Advertisement

    Kondisi udara akan terupdate secara otomatis, dan kualitas udara di Pelabuhan Cirebon pada tanggal 18 Februari kemarin, terpantau kondisi SO2 (Belerang Dioksida) dengan kualitas sedang, dan sisanya dalam kualitas baik.

    “Alhamdulillah sudah kita pasang papan pemantau udara, ini tindak lanjut dari rekomendasi yang disampaikan DPRD terkait polusi udara yang kerap dikeluhkan di Pelabuhan Cirebon,” demikian disampaikan GM PT Pelindo II, Abdul Wahab kepada wartawan, Sabtu (20/2/2021).

    Alat tersebut, kata Abdul Wahab, dipasang di dua titik, yakni pintu masuk I serta pintu masuk III menuju pelabuhan.

    Diharapkan papan pemantau ini bisa memberikan informasi kepada masyarakat, terutama kepada pengguna jasa pelabuhan tentang kondisi dan kualitas udara.

    Dengan adanya alat pantau tersebut, pihak pemangku kebijakan di pelabuhan bisa mengetahui kualitas suhu seperti apa, sehingga jika kondisi memburuk, tindakan apa yang harus dilakukan bisa dipersiapkan sejak dini.

    Advertisement

    “Mudah-mudahan ini bisa menjawan keinginan masyarakat yang kerap mengeluhkan, ini dipasang bulan Desember lalu, cukup lama memang karena harus dipasang oleh tim ahli yang khusus,” kata Abdul Wahab.

    Sementara itu, Humas Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Cirebon, M Dany Jaelani mengungkapkan, alat pengukur kualitas udara tersebut menjadi rambu bagi para pemegang kebijakan di Pelabuhan Cirebon, baik KSOP sebagai regulator maupun PT Pelindo sebagai Operator.

    Ketika alat yang dipasang tersebut menunjukkan kualitas udara yang diatas ambang batas kondisi normal, bahkan sampai membahayakan, maka baik KSOP dan PT Pelindo akan melakukan tindakan.

    “Ketika udara berbahaya, KSOP langsung bertindak, kita lihat dari segi apa dulu yang melebihi ambang batas, lalu diantisipasi, Pelindo juga mengawasi, kita bagian negur, dan dengan adanya alat ini, masyarakat boleh ikut mengawasi,” tutup Dany.

    Advertisement
    Continue Reading

    Yang Lagi Trend