Connect with us

    Ekbis

    Perusahaan di Perbatasan Cirebon Timur Diharap Sediakan Bus Antar Jemput Karyawan

    Published

    on

    CIAYUMAJAKUNING.ID – Proyeksi kawasan industri dan perkotaan baru Jawa Barat yang bernama Rebana Metropolitan telah mendorong putra daerah yang duduk sebagai birokrat di berbagai dinas Kabupaten Cirebon untuk berencana melakukan tata ulang Kecamatan CIledug sebagai penopang utama zona Industri baru di wilayah timur Cirebon.

    Rebana Metropolitan sendiri nantinya berfungsi sebagai pusat konektivitas dan logistik sekaligus motor penggerak pertumbuhan ekonomi Jabar di masa depan melalui pengembangan kawasan industri yang terintegrasi, inovatif, kolaboratif, berdaya saing tinggi, serta berkelanjutan.

    Respon positif dari warga didapat dan berharap berbagai permasalahan yang terjadi di Kecamatan Ciledug seperti akses jalan dan pengadaan rambu-rambu lalu lintas bisa teratasi.

    Pasalnya, volume kendaraan meningkat drastis baik saat jam berangkat pada pagi hari serta jam pulang kerja pada sore hari yang menyebabkan aktivitas jalan mengalami peningkatan. Hal tersebut juga terkadang menimbulkan kecelakaan di jalan raya.

    Hal itu dikeluhkan warga yang pada saat aktivitas lalu lintas pagi hari, ruas jalan di Kecamatan Ciledug macet dan dipadati mayoritas karyawan pabrik yang pergi dan pulang bekerja terutama di pintu perlintasan rel kereta api Ciledug.

    Advertisement

    “Itu kendala disana. Bagaimana caranya mengurai kemacetan itu supaya diminimalisir karena dekat dengan pasar juga,” ucap Suhana salah satu warga Ciledug menyampaikan keluhannya dalam Forum Focuss Group Discussion (FGD) di Balai Desa Jatiseeng, Sabtu (16/07) malam.

    Kadang-kadang, tambah dia, mereka yang mengendarai motor kencang seenaknya sehingga orang yang mau menyeberang jalan mengalami kesulitan.

    Guna mengatasi hal tersebut, pihak perusahaan diimbau untuk menyediakan beberapa bus antar jemput karyawan untuk memfasilitasi mereka yang memiliki tempat tinggal jauh dari pabrik.

    Agum Gumilang (baju putih), penggagas pertemuan dari DPKPP Kabupaten Cirebon. (Ciayumajakuning.id)

    Titik penjemputan bus bisa dilakukan di tempat yang stratergis seperti perempatan RS Waled, perempatan Gorobog, Jatiseeng Kidul, perempatan Pasar Pabuaran atau bisa juga di perempatan Tugu Jatiseeng.

    Sementara itu, terkait masalah akses jalan, Daniel Al Amien warga Ciledug Kulon yang bekerja di Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker Kabupaten Cirebon) menuturkan jika dirinya pernah berbicara hal itu tahun 2014 lalu di tempat yang sama.

    “Kita pernah ngrobrol bagaimana akses jalan itu dibikin lingkar luar. Jalur eks gotrok yang mengangkut tebu itu (sebelah barat Desa Leuweunggajah-red) bisa dibangun dan membuka akses ekonomi,” jelasnya.

    Advertisement

    Menurutnya, keberadaan pabrik pastinya akan memuculkan pemukiman-pemukiman baru.

    “Apalagi 2024 besok, masih dibutuhkan sekitar 60 ribu karyawan kalau dilhat dari potensi. Jangan sampai yang menikmati investasi itu orang luar Cirebon,” tambah Daniel.

    Menurut dia, perkembangan ekonomi di Kecamatan Ciledug terbilang terlalu cepat.

    “Yaa semakin besar semakin baik sebetulnya untuk mengatasi pengangguran. Dengan menurunnya angka pengangguran, otomatis kriminalitas akan menurun juga. Hukumnya seperti itu. Karena semakin makmur, orang ga bakal berpikir macam-macam,” beber dia.

    Sementara itu, Sumarno Muhammad Tohir, selaku tokoh masyarakat menilai niatan para penggagas untuk mengembangkan Kecamatan Ciledug yang dimulai di Desa Jatiseeng sudah sangat tepat.

    Advertisement

    “Karena putra-putra daerah kita yang sekarang menjadi birokrat penentu kebijakan merasa peduli terhadap perkembangan Ciledug dan berharap menjadi lebih maju dan baik lagi ke depan. Oleh karena itu, sudah sangat cocok, tepat apabila mereka yang punya keinginan untuk menata Kecamatan Ciledug harus berawal dari Desa Jatiseeng,” jelas dia.

    Agum Gumilang dari Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DPKPP Kabupaten Cirebon) sekaligus penggagas pertemuan, diakhir diskusi menyampaikan pihaknya siap mem-back up apa yang menjadi masukan dari warga.

    Kepadatan arus lalin di pintu perlintasan KA di Ciledug, Sabtu (23/07) pagi. (Ciayumajakuning.id)

    “Saya kira obrolan ini akan diserap banyak unit perencanaan. Apalagi wilayah timur Cirebon menjadi zona industri baru yang masih membutuhkan 60 ribu karyawan pabrik. Nanti kita siapkan,” ujar dia.

    Agum lalu mencontohkan, apa yang terjadi di Cikarang Jababeka dan Jatinangor Sumedang tidak dialami di kawasan Ciledug nantinya.

    “Itu seperti sudah tidak terkontrol yang akhrinya sudah di tengah jalan begitulah adanya. Ya kita ciledug ini tanggal 4 (Agustus-red) besok kita rencanakan tidak kumuh di tengah jalan, kita tata,” bebernya.

    Ia juga mengajak kepda warga untuk ikut bersama-sama mengelola dan membuat suatu kawasan industri di Kecamatan Ciledug itu seperti apa.

    Advertisement

    “Ya kita undang semuanya kepala-kepala perusahaan agar terekspos kira-kira seperti apa. Kebutuhan karyawannya seperti apa, transportasinya bagaimana drainasenya seperti apa, pengelolaan limbahnya bagaimana, ketersediaan air bersihnya kumaha, kan harus terintergrasi semunaya,” tutupnya. ***

    Continue Reading

    Yang Lagi Trend