Connect with us

    Umum

    Siapa Sangka Kota Surabaya Dahulunya Miliki Pabrik Uang di Zaman Belanda

    Published

    on

    Ciayumajakuning.id

    CIAYUMAJAKUNING.ID – Kota Surabaya peenah mempunyai pabrik uang logam sendiri, pendirian sebuah Pabrik Uang Logam terjadi pada akhir tahun 1805. Pada waktu itu Letnan Jendral Loriaux menawar kan kepada pihak Pemerintah Belanda bahwa ia sendiri bersedia mendirikan sebuah Pubrik Uang logam (Munt) di Kota Surabaya, asal Pemerintah Belanda mau menyediakan bahan bakunya untuk pembuatan uang logam itu. Yaitu plat dan tembaga Jepang.

    Pemerintah Belanda juga bersedia membayar kepadanya ganti rugi sebesar 25 Ringgit perak untuk selama pemerintahan G.J. Daendels di Pabrik Uang Logam di Surabaya telah dibuat seluruhnva uang logam dengan nilai 197.922,28 Gulden.

    Di zaman pemerintahan G.J Raffles Pabrik Uang logam ditiap sutu pikul uang logam yang di hasilkan pabrikya. Usul Letnan Jendral Loriaux itu di terima baik oleh pihak Pemerintah Belanda.

    Untuk keperluan itu ditetapkan sebuah Instruksi. dan sebuah teks unluk Fomulir Sumpah bagi Kepala Pabrik Uang Logam yang jabatannya diberi nama “Munt master”, Pabrik tursebut ditempatkan di dalam gedung dari gereja dari jemaah Kalvinis di VVillems plein (sekarang Taman Jayeng rono).

    Pada waktu itu menurut kontrak Letnan Jendral Loriaux harus menyediakan uang logam seluruhnya bernilai 6.000. Berhubung dengan keadaan itu G.J. Daendels memutuskan untuk membatalkan kontrak pembuatan uang lugom dengan Letnan Jendral Loriaux dan kemudian mengadakan kontrak baru pembuatan uang logam dengan seorang Cina, dimana disetujui untuk pembuatan uang logam dengan nilai 12.000 Ringgit perak.

    Advertisement

    Sejak itu pembuatan cetakan uang logam dikerjakan oleh “Artillerie Construetie Winkel”. Pada tanggal 27 Oktober 1808 G.J.Daendels mengambilalih seluruh Pabrik Uang Logam di Surabaya yang dijadikan sebuqh instalasi Pemerintah Belanda.

    Surabaya tetap digunakan untuk membuat uang logam. Setelah pihak Pemerintah Belanda membangun sebuah gedung untuk Pabrik Uang Logam baru di Kompleks “Artillerie Constructie Winkel” di Jalan Penjara, Surabaya sendiri, maka pada tahun 1816 gedung gereja, yang selama itu diguna kan untuk membuat uang, diserahkan kembali kepada jemaah gereja Kalvinis.

    Sementara itu pada tahun 1822 Pemerintah Belanda juga membuat uang emas dan perak disana. Pabrik uang yang baru, yang dilengkapi dengan sebuah apa yang dinamakan “platmolen” vang digerakkan dengan aliran air dari Kali Krembangan. tetap berfungsi sampai tahun I826.

    Karena ketinggian dari permukaan air di Kali Krembangan tidak konstan, maka Pabrik uang itu sering tergantung pada tinggi permukaan air dari Kali Krembangan itu. Dan pada waktu keadaan permukaan air dari Kali Krembangan rendah.

    Maka pabrik uang itu tidak dapat bekerja. Maka Pemerintah Belanda memutuskan untuk memindahkan pabrik uang itu ke Tawangsari, yang lerletak di tepi kali Mas yang menurut perhitungan dapat ini menjamin platmololen pabrik itu secara teratur.

    Advertisement

    Uang tembaga yang dibuat. pada waktu Pabrik Uang itu berada di bawah pimpinan direkturnya yang bernama K.J. de Vogel, (1833-1837) maka sisi belakang dari uang tersebut diberi kode huruf V. Tetapi ada kalanya uang hasil pabrik itu jugu diberi kode hufuf I) singkalan dari nama Demmenie, pimpinan dari “Artillerie Constructie Winkel” yang berpangkat Kapten.

    Dengan alasan bahwa cotakan dari uang itu dibuat oleh bengkel tersebut yang. dipinipin oleh Kapten Demmenie. Pada tanggal 11 Desember 1843 Pemerintah Belanda memerintahkan untuk menutup Pabrik Uang Logam di Surabaya dan di Tawangsari, karena di anggap pabrik-pabrik itu tidak memenuhi syarat lagi sebagai pabrik uang logam yang baik. Sejak itu pembuatan uang logam dikerjakan oleh Pabrik Uang Logam di Belanda. ***

    Continue Reading

    Yang Lagi Trend