Connect with us

    Umum

    Rektor UGJ Mengukuhkan Guru Besar Prof Achmad Faqih

    Published

    on

    UGJ mengukuhkan guru besar

    CIAYUMAJAKUNING.ID – Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon (UGJ), sebuah Universitas dibawah naungan YPSGJ, baru saja mengukuhkan guru besar di bidang ilmu agribisnis (Sosial Ekonomi Pertanian), Prof Achmad Faqih.

    Pada kesempatan itu, Ketua YPSGJ dan Rektor UGJ, Prof. Dr. H. Mukarto Siswoyo, Drs., M.Si mengucapkan selamat dan bangga atas pencapaian yang didapatkan oleh Prof. Dr. Ir. H. Achmad Faqih, SP.,MM.

    Baik Ketua YPSGJ maupun Rektor sepakat mengatakan bahwa capaian ini bukanlah suatu kebetulan melainkan sebuah proses perjuangan yang panjang dan penuh rintangan untuk meraihnya.

    Pada kesempatan tersebut, sebagai sebuah tradisi ilmiah di kampus dan pembuktian kepada publik akan kapasitas sebagai seorang Professor, Prof Faqih memberikan orasi ilmiah tentang
    “Model Pemberdayaan Kelompok Tani Tanaman Pangan Pesisir Pantai”.

    Prof Faqih mengungkapkan, pembangunan pertanian ke depan diharapkan dapat memberi kontribusi yang lebih besar dalam rangka mengurangi kesenjangan dan memperluas kesempatan kerja, serta mampu memanfaatkan semua peluang ekonomi yang terjadi sebagai dampak dari globalisasi dan liberalisasi perkonomian dunia.

    Advertisement

    Lebih lanjut, Prof Faqih mengatakan bahwa guna mewujudkan harapan tersebut diperlukan sumberdaya manusia (petani dan pelaku usaha pertanin) yang berkualitas dan handal dengan ciri mandiri, profesional, berjiwa wirausaha, mempunyai dedikasi, etos kerja, disiplin dan moral yang tinggi serta berwawasan global, sehingga petani dan pelaku usaha pertanian akan mampu membangun usahatani yang berdaya saing tinggi .

    “Kegiatan pembinaan kelompok bukan merupakan satu-satunya penyebab terjadinya perubahan-perubahan yang terjadi,” jelasnya tertulis Sabtu (14/1/2023).

    Dikatakannya, Lionberger dan Gwin (2019) dengan tegas menyatakan bahwa kegiatan pembinaan kelompok salah satu diantara sekian banyak variabel yang menyebabkan terjadinya perubahan perilaku kelompok dan perubahan-perubahan yang menjadi tujuan akhir dari pembinaan kelompok.

    Artinya, pembinaan kelompok yang baik tidak selalu menjamin tercapainya tujuan pembangunan, dan kegagalan pembangunan pertanian tidak selalu hanya disebabkan karena buruknya pelaksanaan pembinaan kelompok.

    “Kegiatan penguatan kelembagaan masyarakat merupakan sebuah kegiatan dalam rangka memberdayakan masyarakat petani agar mau dan mampu secara mandiri berperan serta dalam pengelolaan usahatani untuk meningkatkan kesejahteraannya,” paparnya.

    Advertisement

    Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan, lanjut dua adalah dengan pembentukan kelompok tani. Pada “pendekatan mandiri” anggota kelompok dibina untuk mandiri melalui kemampuan memecah sendiri masalah yang dihadapi baik teknis, sosial maupun ekonomi.

    Melalui kerjasama kelompok, anggota kelompok mengembangkan kemampuan-kemampuan mengidentifikasi masalah sampai mencari upaya pemecahan masalah dan akhirnya mengambil sendiri keputusan. ***

    Continue Reading

    Yang Lagi Trend