CIAYUMAJAKUNING.ID – Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskanla) Kabupaten Indramayu menyebutkan, banyak petambak udang beralih budi daya rumput laut, dan ikan nila,
Menurut Kepala Bidang Perikanan Budidaya Diskanla Indramayu Dewi Sri Hartati, hal itu terjadi karena lebih menguntungkan serta biaya produksi terjangkau.
“Produksi udang kami menurun, karena para petambak lebih memilih beralih membudidayakan rumput laut dan ikan nila,” katanya, Kamis (19/01).
Pada tahun 2022, lanjut Dewi, produksi udang di Indramayu mengalami penurunan yang cukup drastis.
Dalam setahun produksi hanya berkisar 75.515 ton untuk udang vaname dan windu.
Sedangkan pada tahun 2021, kata dia, produksi udang mencapai 119.305 ton, dari 14 kecamatan penghasilan ikan budi daya air payau.
“Produksi udang vaname di tahun 2021 mencapai 102 ribu ton, dan tahun 2022 menurun yang hanya 58 ribu ton,” terangnya.
Sedangkan produksi udang windu masih relatif sama yaitu 16 ribu ton.
Menurutnya Dewi, selain membutuhkan biaya tinggi, budi daya udang vaname juga berisiko kematian yang cukup tinggi.
Namun untuk harga, memang relatif lebih mahal di banding udang lainnya.
Oleh karenanya, para petambak beralih ke budi daya rumput laut yang lebih rendah risiko dan sedang mengalami peningkatan harga.
“Produksi rumput laut di Indramayu memang mengalami peningkatan meskipun belum terlalu besar, di mana di tahun 2022 produksinya di angka 43 ribu to, sedangkan tahun 2021 42 ribu ton,” katanya.
Sektor budi daya air payau di Indramayu, kata Dewi, juga mengalami penurunan ketimbang tahun sebelumnya.
Total budi daya air payau pada 2021 produksi mencapai 245 ribu ton, sedangkan pada tahun 2022 hanya berada di angka 203 ribu ton. ***