Connect with us

Umum

Cara Unik Polisi Cirebon Saat Amankan Anak Jalanan

Published

on

Polresta Cirebon

CIAYUMAJAKUNING.ID – Satuan Sabhara (Satsabhara) Polresta Cirebon, mengamankan puluhan anak jalanan yang biasa beraktivitas di wilayah hukumnya.

Mereka yang diamankan hasil penjaringan pada sejumlah lokasi terutama di perempatan dan lampu merah yang dinilai telah membuat resah para pengendara dan warga setempat.

Tercatat sebanyak 23 anak jalanan berhasil diamankan dalam operasi Kamtibmas dengan menerjunkan puluhan anggota. Dari jumlah itu, 5 diantaranya perempuan yang masih dibawah umur dan sisanya 18 laki-laki dengan beragam usia yang didominasi masih remaja.

Kemudian mereka dikumpulkan yang berpusat di lapangan Asrama Polisi (Aspol) Polresta Cirebon untuk keperluan pendataan dan pembinaan.

“Mereka dikumpulkan kesini (lapangan aspol) untuk didata dan dibina. Upaya ini sebagai bentuk efek jera, agar mereka tidak mengulangi perbuatan yang sama,” ungkap Wakil Kepala Sabhara, AKP Suhada, disela operasi, Rabu (1/2/2023).

Advertisement

Disela pendataan, mereka juga diajak untuk melantunkan shalawat yang dipimpin seorang anggota Satbinmas. Meski mulut mereka sambil terbata-bata, namun tetap berupaya untuk mengikuti arahan petugas yang memimpin syair untuk melantunkan shalawat agar hati mereka tersentuh secara rohani.

Bahkan, mirisnya dari kelima perempuan anak jalanan yang diamankan, tiga diantaranya dalam kondisi hamil muda. Meskipun hasil pengakuan mereka sudah berstatus suami istri dan menikah yang direstui oleh kedua belah pihak.

“Yang perempuan hamil katanya pasangan sah. Suami mereka juga sesama anak jalanan diamankan dari rombongan ini. Hasil pendataan, bahwa mereka didominasi dari luar daerah. Ada yang dari Tegal, dan sebagian kecil ada juga warga Kabupaten Cirebon,” ungkapnya.

Suhada mengatakan, setelah diproses dan didata pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Cirebon. Nantinya mereka diarahkan ke Dinas Sosial untuk diberi pembinaan sebagai tindak lanjut sesuai mekanisme.

“Di kami (kepolisian) diberikan sanksi tipiring. Minimal mereka kapok dan tidak kembali terjun ke lapangan karena sudah dianggap meresahkan masyarakat,” pungkasnya.

Advertisement

Seorang anak jalan, sebut saja mawar, mengaku sudah hampir dua tahun terjun dan bergabung sesama rekan lainnya. Dengan alasan broken home, seperti kerap mengaku tidak harmonis sesama keluarga yang menjadi tujuan ke jalan.

“Tidak betah di rumah, karena tidak akur dengan orang tua. Tanpa sepengetahuan saja, saya bergabung dengan teman-teman” ungkapnya.***

Continue Reading

Yang Lagi Trend