Connect with us

    Umum

    BPBD Majalengka Sebut 19 Kecamatan Alami Kekeringan dan Krisis Air Bersih

    Published

    on

    CIAYUMAJAKUNING.ID – Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Kabupaten Majalengka Rezza Permana mencatat sebanyak 19 kecamatan mengalami rawan kekeringan kategori sedang -tinggi pada musim kemarau tahun ini.

    Menurutnya ada empat wilayah rawan kekeringan dengan kategori tinggi yakni Desa Mirat di Kecamatan Leuwimunding.

    “Selain itu, Desa Cikaracak, Heubeulisuk, Mekarwangi, Sadasari dan Sagara di Kecamatan Argapura,” terang Reza di kutip dari Tribun Jabar, Minggu (06/08).

    Sementara itu, 79 desa yang tersebar di 16 kecamatan termasuk daerah rawan kekeringan kategori sedang.

    Di antaranya, Desa Babakan, Bantarjati, Kertajati, Kertawinangun, Mekarjaya dan Mekarmulya di Kecamatan Kertajati.

    Advertisement

    Kemudian Desa Pasiripis, Sahbandar, Sukakerta, Sukamulya, dan Sukawana yang juga berada di Kecamatan Kertajati.

    Adapun 16 kecamatan di Kabupaten Majalengka yang masuk kategori sedang antara lain, Kecamatan Jatitujuh, Ligung, Dawuan, Majalengka, Sumberjaya dan Palasah.

    Lalu ada Kecamatan Jatiwangi, Panyingkiran, Kadipaten, Kasokandel, Maja, Talaga, Bantarujeg, Cikijing, Cingambul dan Malausma.

    Menurutnya, sejak awal Juli 2023, BPBD Majalengka baru menyalurkan bantuan air bersih untuk warga yang terdampak kekeringan di Kecamatan Panyingkiran.

    “Pemkab Majalengka juga telah menetapkan siaga bencana kekeringan dan Karhula selama 1 Juni – 31 Oktober 2023,” sambung Rezza.

    Advertisement

    Sementara itu, empat desa di Kecamatan Bantarujeg dan Lemahsugih juga mengalami kesulitan air bersih.

    Mereka rela mengantre di sumber air di Blok Babakansari, Desa Babakansari, Kecamatan Bantarujeg.

    Empat desa itu yakni Desa Babakansari, Bantarujeg di Kecamatan Bantarujeg, Desa Jagahayu dan Cisalak di Kecamatan Lemahsugih.

    Menurut keterangan sejumlah warga, krisis air tersebut melanda sejak tiga bulan terakhir.

    Air bersih yang biasanya mengalir ke rumah warga dari sumber mata air Curug Mananti, Kecamatan Lemahsugih, tidak dapat naik ke desa mereka.

    Advertisement

    Beberapa warga ada yang mengambil air dengan menggunakan jeriken berukuran 20 literan yang di angkut dengan menggunakan sepeda motor.

    Bahkan mereka rela mengantre sejak pagi hingga tengah malam. ***

    Continue Reading

    Yang Lagi Trend