CIAYUMAJAKUNING.ID – Hingga Oktober 2023, OJK Cirebon mencatat kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Ciayumajakuning dalam kondisi stabil dengan kinerja intermediasi dan permodalan yang positif, serta profil risiko yang terjaga.
Hal ini meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu menggerakkan perekonomian di Ciayumajakuning melalui pemanfaatan produk dan layanan.
“Kinerja penyaluran kredit 44 kantor cabang bank umum di Ciayumajakuning pada September lalu sebesar Rp44,92 triliun, meningkat 3,3 persen yoy,” ungkap rilis yang di terima, Selasa (19/12)
Kredit yang di tunjukkan oleh rasio NPL gross 2,94 persen.
Untuk penghimpunan DPK tumbuh sebesar 1,52 persen yoy menjadi Rp37 triliun.
Pada periode yang sama, rasio profitabilitas yang di cerminkan oleh ROA tercatat positif 2,65 persen.
Sedangkan linerja penyaluran pembiayaan sembilan kantor cabang bank syariah di Ciayumajakuning September 2023 tercatat Rp5,70 triliun.
Kualitas kredit yang di tunjukkan oleh rasio NPF gross sebesar 2,78 persen.
Penghimpunan DPK tercatat tumbuh sebesar 2,19 persen yoy menjadi Rp3,99 triliun.
Pada periode yang sama, rasio profitabilitas tercatat positif sebesar 3,36 persen.
Secara keseluruhan, kinerja kredit kantor cabang bank syariah per September 2023 lebih tinggi di bandingkan dengan bank umum.
Sementara itu, data BPR per Oktober 2023, kinerja intermediasi 18 BPR yang berada dalam pengawasan OJK Cirebon relatif stabil.
Penyaluran kredit BPR sebesar Rp2,062 triliun, meningkat 0,26 persen mom.
Peningkatan juga terjadi di sisi DPK sebesar Rp2,196 triliun, meningkat 3,10 persen mom.
Namun demikian, LDR BPR mengalami sedikit penurunan 1,26 persen secara bulanan pada Oktober 2023 menjadi 78,87 persen.
Permodalan CAR BPR per Oktober 2023 masih terjaga yakni 23,53 persen.
Profitabilitas BPR di Ciayumajakuning per Oktober tercatat negatif 0,02 persen, menurun 0,36 persen pada September.
Rasio BOPO BPR pada periode yang sama tercatat 99,87 persen, sedikit meningkat pada September 2023.
Kualitas kredit BPR meningkat yang di tunjukkan dengan NPL gross per Oktober tercatat 14,29 persen, menurun 14,34 persen pada periode September.
Berdasarkan kredit yang di salurkan, pertumbuhan kredit tertinggi per Oktober masih fokus pada sektor Bukan Lapangan Usaha-Lainnya sebesar Rp940,55 miliar.
Berdasarkan data tersebut, dapat di simpulkan mulai terjadi keseimbangan demand dan supply pemenuhan kebutuhan primer.
Hal ini yang di tunjukkan sejalannya laju pertumbuhan kredit ke sektor pertanian, perburuan dan kehutanan dengan sektor Bukan Lapangan Usaha – Rumah Tangga. ***