Bendungan Jebol, Penyebab Saluran Irigasi di Losarang Indramayu Terhambat

CIAYUMAJAKUNING.ID – Bupati Indramayu Nina Agustina meninjau langsung kondisi pintu air bendungan karet di Bendungan Cilet, Desa Santing, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu usai mendapat keluhan dari para petani terkait irigasi, Jumat (02/02).

Sebelumnya, Bupati Nina sempat mengunjungi Bendungan Cipanas II (Caplokan) Desa Krimun, Losarang.

Ia bertemu dengan sejumlah kuwu yang areal sawahnya belum teraliri air secara keseluruhan.

Selanjutnya, Nina melakukan kunjungan ke Bendungan Cilet di Desa Santing dan mendapati bendungan karet yang rusak dan jebol.

Rusaknya bendungan karet mengakibatkan air yang masuk ke sungai tidak bisa di tahan dan langsung terbuang ke muara dan laut.

Advertisement

Kondisi tersebut mengakibatkan air tidak dapat masuk ke sawah sehingga mengalami keterlambatan tanam padi.

“Tadi saya langsung telepon BBWS Cimanuk-Cisanggarung, mereka siang ini segera kirim tim dan harus mengatasi kerusakan bendungan karet ini,” katanya.

Nina meminta solusi tersebut harus segera teratasi karena petani sudah masuk musim tanam.

Bupati Nina saat mengunjungi sejumlah bendungan di Terisi dan Losarang. (Pemkab Indramayu)

Kunjungan Nina lalu di lanjut ke pintu air BT 15 Desa Karangasem, Kecamatan Terisi.

Ia mendapati penurunan debit air yang hanya 15 kubik yang seharusnya 27 kubik (kondisi normal) di pintu air tersebut .

Penurunan debit air ini mengakibatkan pendistribusian ke wilayah barat dan utara juga mengalami penurunan.

Advertisement

Nina meminta kepada pihak BBWS untuk menambah debit air di BT 15 ke kondisi normal supaya air bisa sampai barat dan utara.

DKPP Indramayu juga di minta untuk membentuk satgas guna mengatasi permasalahan irigasi dan masalah pertanian lainnya,

“Sementara kami pinjamkan pompa air kepada petani Desa Karangasem karena sumber airnya berasal dari irigasi Sumur Watu,” kata Nina.

Ia berpesan jika masalah irigasi harus menjadi perhatian serius oleh semua pihak karena Indramayu mendapat amanat dari pusat sebagai lumbung padi nasional.

“Sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional,” demikian kata Nina. ***

Advertisement