CIAYUMAJAKUNING.ID – Hari ini menjadi hari yang bergejolak di Kota Cirebon, pasalnya ratusan pengemudi ojek online (ojol) menggeruduk Pendopo Rumah Dinas Bupati Cirebon di Jalan Kartini, Rabu (11/9/2024).
Mereka menuntut keadilan, menghendaki pembebasan tarif parkir di beberapa restoran saat mengambil pesanan, dan memprotes berbagai kebijakan yang dianggap merugikan para pekerja transportasi daring ini.
Di bawah terik matahari, para pengendara ojol yang berasal dari berbagai penjuru Kabupaten Cirebon ini dengan semangat berorasi dan mengangkat spanduk bertuliskan tuntutan mereka. Koordinator aksi, Tryas, menyatakan bahwa aksi ini adalah bentuk puncak kekecewaan terhadap kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada mereka.
“Kami meminta pemerintah untuk merevisi Permenkominfo Nomor 1 Tahun 2012 yang mengatur formula tarif layanan. Kebijakan ini tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan, dan kami merasa sangat dirugikan,” tegas Tryas.
Kebijakan Tarif Parkir yang Mencekik Penghasilan
Para pengemudi ojol merasa kebijakan tarif parkir yang dikenakan saat mengambil pesanan di restoran menjadi beban tambahan yang memotong penghasilan mereka.
“Pendapatan kami sudah sangat minim. Jika masih harus dikenakan biaya parkir setiap kali mengambil pesanan, maka kondisi ekonomi kami semakin terjepit,” ujar Tryas dengan nada penuh emosi.
Tuntutan untuk pembebasan tarif parkir bukanlah satu-satunya isu yang mereka bawa. Para pengemudi ojol juga menolak program tarif hemat untuk layanan pengantaran makanan dan barang yang mereka sebut “tidak manusiawi”. Mereka merasa program tersebut tidak memperhitungkan biaya operasional dan kesejahteraan mereka sebagai pekerja.
“Kami juga meminta penyeragaman tarif antar-aplikasi dan legalisasi ojek online sebagai angkutan sewa khusus melalui Surat Keputusan Bersama (SKB),” tambah Tryas.
Tuntutan Penyeragaman Tarif dan Legalitas yang Adil
Selain itu, para pengemudi ojol menuntut penyeragaman tarif antar-aplikasi. Mereka beranggapan, perbedaan tarif yang ada saat ini menimbulkan persaingan tidak sehat dan mempengaruhi pendapatan pengemudi.
“Kami mendesak Kominfo untuk memonitor segala bentuk bisnis yang tidak adil terhadap driver ojol,” seru Tryas dengan penuh semangat.
Aksi ini juga disertai dengan pembakaran ban bekas sebagai simbol kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak pada mereka. Asap hitam mengepul di udara, menambah panas suasana aksi damai yang berubah menjadi aksi simbolik perlawanan.
Tanggapan Pemerintah Daerah dan Kewenangan yang Terbatas
Menanggapi tuntutan ini, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Cirebon, Hilman Firmansyah, menyatakan bahwa sebagian tuntutan pengemudi ojol memang berada di luar kewenangan pemerintah daerah.
“Untuk tarif, kewenangannya berada di tangan aplikator yang sudah diatur oleh Kementerian Perhubungan. Kami mendapat informasi bahwa Kadishub Jawa Barat sudah mengeluarkan pernyataan tentang kenaikan tarif,” jelas Hilman.
Meski begitu, Hilman menegaskan bahwa pihaknya akan mengundang aplikator yang beroperasi di Kabupaten Cirebon untuk membahas masalah asuransi dan jaminan kesehatan bagi pengemudi ojol.
“Ini adalah tanggung jawab aplikator, dan kami akan memastikan hal ini dibahas secara mendalam,” ujarnya.
Harapan Akan Evaluasi dan Solusi yang Adil
Pemerintah daerah juga akan mengevaluasi kebijakan tarif parkir yang dikenakan bagi pengendara ojol. “Kami akan mengevaluasi penuh mengenai tarif parkir ini karena hal itu bisa memberatkan mereka saat mengambil pesanan di sejumlah restoran,” tambah Hilman.
Dengan semangat yang membara, para pengemudi ojol berharap pemerintah daerah dan pusat segera merespons tuntutan mereka dengan kebijakan yang lebih berpihak.
“Kami tidak akan berhenti berjuang sampai hak-hak kami diakui dan dipenuhi,” pungkas Tryas, menggambarkan tekad bulat para pengendara ojol yang menginginkan perubahan nyata.
Cirebon Menanti Keputusan: Apakah Tuntutan Akan Didengar?
Aksi di Pendopo Bupati Cirebon ini bukan hanya sekadar unjuk rasa. Ini adalah perwujudan dari suara-suara yang selama ini terpinggirkan, suara dari mereka yang setiap hari berjuang di jalan raya demi memenuhi kebutuhan hidup. Para pengemudi ojol kini menanti respons dari pemerintah dan aplikator. Akankah tuntutan mereka didengar dan dipenuhi? Atau akan tetap menjadi keluhan yang tak pernah mendapat perhatian? Cirebon, dan juga seluruh pengemudi ojol di berbagai daerah, menunggu jawabannya.