Lifestyle
Pasangan Muda-mudi Digerebek di Kos-kosan, Bukti Gaya Hidup Liberal Kian Merusak

CIAYUMAJAKUNING.ID – Delapan pasangan remaja di Kabupaten Majalengka yang belum terikat tali pernikahan terjaring razia Satpol PP di sebuah kos-kosan, Selasa (11/02) malam. Mereka tersebar di beberapa titik daerah seperti Kutamanggu, Burujul dan Ciborelang.
Tentunya berita ini membuat was-was para orang tua terlebih yang memiliki anak anak di usia remaja.
Masa di mana menjadi baligh dan mengalami perkembangan seksualitas seperti mulai tertariknya terhadap lawan jenis.
Ketertarikan terhadap lawan jenis berujung pada perzinaan menjadi isu yang seolah tak asing lagi.
Jika kita lihat ada beberapa faktor yang membuat musibah ini kian hari kian massif:
1. Hilangnya kehadiran keluarga
Anak anak yang seharusnya mendapatkan tempat keamanan dan kasih sayang penuh dalam keluarga kini mulai kurang bahkan tidak lagi merasakannya.
Misalnya karena ayah yang sibuk bekerja karena tuntutan ekonomi, pun dengan ibu yang terpaksa harus membantu perekonomian keluarga yang tak tercukupi ayah.
Menjadikan keduanya tidak mampu memberikan perhatian penuh kepada anak anak.
Sehingga tumbuhlah anak anak yang haus akan kasih sayang, ketika tidak mendapatkannya di dalam rumah ia akan mencari kasih sayang diluar.
2. Peran pendidikan di sekolah
Sekolah dan orang tua seharusnya mampu bekerja sama untuk menciptakan generasi yang berakhlak mulia dan cerdas.
Namun kurikulum pendidikan kita hari ini terlalu berfokus pada kecerdasan materi pelajaran ilmu pengetahuan.
Bukan tidak bagus, tapi perlu diseimbangkan dengan pelajaran agama. Hari ini, porsi agama sangat kecil sekali.
Jikapun itu menjadi PR pengajian seperti TPA atau pesantren kalong di sore hari, banyak anak yang kelelahan menjalaninya karena sistem sekolah full day.
Ujungnya TPA/pesantren semakin sepi, anak pun semakin miskin akan pemahaman agama dan akhlak terpuji.
Kampanye terkait pergaulan yang masuk ke sekolah pun sangat rentan.
Bayangkan saja, anak anak setaraf SMA di berikan edukasi bagaimana menjalin hubungan yang aman.
Salah satu kontennya menggunakan alat pengaman saat berhubungan.
Hal ini bukan semakin menyadarkan siswa akan kerusakan pergaulan, tetapi malah semakin merangsang mereka.
3. Paparan media dengan konten pornografi
Ketertarikan terhadap lawan jenis dan penyalurannya adalah hal yang tercipta melalui rangsangan luar.
Hari ini anak anak kita di suguhkan tayangan pornografi yang bisa di akses secara bebas di dunia maya.
Tentunya hal ini akan semakin merangsang dan contoh suguhan yang tidak bermoral dan merusak.
4. Kontrol masyarakat yang lemah.
Budaya masyarakat yang kian hari kian individualis semakin menyuburkan kemaksiatan yang ada.
Misalnya, seharusnya sebagai pemiliki kos-kosan tidak memberikan izin kepada pasangan muda mudi untuk menyewa kamar.
Jika mereka tak mampu menunjukkan bukti surat nikah secara sah.
Atau hal lainnya seperti acuh terhadap pergaulan muda mudi di malam hari dengan posisi di tempat tempat gelap.
5. Budaya kapitalis liberal yang diekspor ke negeri ini.
Negara Barat sebagai pengemban ide kapitalis liberal ini, telah berhasil mengekspor budayanya ke negeri ini.
Bagi mereka, kebutuhan seksual adalah sesuatu yang harus dipenuhi, jika tidak akan menyebabkan kematian.
Bagi mereka, hamil di luar nikah, berhubungan badan adalah hal biasa sebagai pembuktian cinta meski belum ada ikatan pernikahan.
Dan bagi mereka pergaulan laki laki dan perempuan tanpa batas adalah kebebasan dan bagian dari HAM yang harus di jamin tentunya hal ini sangat menyesatkan.
Dari semua faktor yang ada, faktor kelima inilah yang paling bertanggung jawab atas rusaknya generasi hari ini.
Misalnya, faktor sekolah yang lebih berfokus pada kecerdasan IPTEK dan menyampingkan akhlak.
Hal ini sejalan dengan ide kapitalis yaitu untuk menghasilkan peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan pasar, di mana IPTEK jadi ladang bisnis.
Pun dengan media, menjadi lahan bisnis yang empuk.
Padahal hal ini sangat mudah bagi pemerintah untuk menutup akses total konten pornografi, tapi hal tersebut tidak di lakukan.
Lagi-lagi karena ada cuan besar, kapitalis patut di salahkan karena mendidik manusia bahagia dengan banyaknya cuan tanpa melihat lebih luas banyaknya kerusakan.
Lebih luas lagi peran kontrol masyarakat hilang di bawah kapitalis liberal.
Yang penting bisnis kos-kosan untung, tanpa melihat lebih jauh siapa dan mau apa setiap tamu yang menyewa kamar.
Di sisi lain, setiap individu di jamin di bawah naungan HAM, siapa yang mengusik kesenangan seseorang ia bisa di perkarakan di pengadilan.
Alhasil masyarakat semakin abai melihat pergaulan bebas meski terpampang di depan mata mereka.
Terakhir, efek hukum yang tak menjerakkan.
Ketika hubungan suami istri di luar nikah di negeri ini di lakukan suka sama suka, maka tak ada hukuman bagi pelakunya.
Ini pun berpangkal pada kebebasan berprilaku dan HAM yang harus di jamin oleh ide kapitalis liberal.
Duhai Ayah Bunda, duhai pemangku kebijakan, anak anak kita sedang berada dalam ancaman yang nyata.
Jika tidak ada perubahan dalam sistem kehidupan kita, bersiaplah kerusakan generasi di depan mata.
Tentunya kita tidak menginginkan hal tersebut, sudah saatnya kita ganti sistem yang rusak ini dengan kembali kepada aturan yang menciptakan kita.
Semoga dengannya, Tuhan limpahkan Rahmat dan Keberkahan, sehingga terciptalah generasi generasi kuat, cerdas yang berakhlak mulia. ***
Oleh : Elis Irma Ratnasari
- Teknologi2 tahun ago
SamFW Tool 4.0 Tool Gratis FRP Samsung Cukup Satu Klik
- Lirik Lagu2 tahun ago
Lirik Lagu Mabok Ngeslot Anik Arnika Bahasa Cirebon Dan Bahasa Indonesia
- legal2 tahun ago
Dimana Ada Proyek Wajib Ada Papan Proyek, Ini Dasar Hukumnya
- Kuliner5 tahun ago
Menyesap Kopi Lunaira Usung Konsep Bayar Seikhlasnya
- Teknologi2 tahun ago
Download TFT Unlock 2023 V3.1.1.1 Update ByPass FRP Tool dan Unlock iPhone dan iPad
- Umum2 bulan ago
Istimewa, Bupati Terpilih Kuningan Dian Rachmat Yanuar Rayakan HUT ke-57
- Umum3 bulan ago
BBGP Jabar Gelar Program Kareta Sobat di Gedung Linggarjati Kuningan
- Budaya4 bulan ago
Tradisi Memitu Indramayu Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia