Connect with us

Budaya

Lingkar Utara Kuningan Bakal Berubah Nama Jadi Jalan KH Eyang Hasan Maolani

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.IDBupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar tengah mengupayakan nama pahlawan nasional KH Eyang Hasan Maolani sebagai jalan untuk Lingkar Utara Kabupaten Kuningan.

Demikian ia sampaikan saat menghadiri Halal Bihalal dan Sarasehan Nasional di Rumah Keramat Eyang Hasan Maolani, Desa Lengkong, Kecamatan Garawangi.

“Kami tengah memproses perubahan nama Lingkar Utara dari Tugu Ikan Sampora hingga Tugu Sajati menjadi Jalan Eyang Hasan Maolani,” ujar Dian, Kamis (03/04).

Langkah ini di ambil sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan beliau.

Halal Bihalal dan Sarasehan Nasional di selenggarakan oleh Paguyuban Keluarga Besar KH Eyang Hasan Maolani.

Advertisement

Dalam kegiatan itu juga di pamerkan berbagai barang peninggalan seperti sorban, batu untuk Ngaruru, tongkat, rambut, Sendal Bakiak dan mushaf Al-Qur’an.

Benda-benda ini diyakini memiliki nilai sejarah yang tinggi bagi keluarga dan masyarakat yang menghormati beliau.

Menurut Dian kegiatan ini memiliki nilai sejarah dan budaya yang penting bagi masyarakat.

“Halal Bihalal dan Sarasehan nasional ini menjadi pengingat akan perjuangan beliau dalam menyebarkan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan,” katanya.

Dian menambahkan Pemkab Kuningan juga berencana menjadikan kawasan rumah peninggalan beliau sebagai situs edukasi sejarah dan wisata religi.

Advertisement

Ketua Paguyuban Keluarga Besar KH Eyang Hasan Maolani KH Iing Sihabudin mengatakan kegiatan ini bertujuan mempererat silaturahmi keluarga besar.

“Paguyuban ini telah berdiri selama sembilan bulan dan terus berupaya memperkuat struktur organisasi,” terangnya.

Pihaknya juga mendorong penataan Rumah Adat/Keramat supya dapat di fungsikan sebagai museum.

Menurut buku Mengenang Sang Kyai Sedjati Eyang Maolani, Eyang Maolani/Eyang Hasan Maolani/Eyang Manado adalah ulama besar asal Lengkong.

Ia di buang Belanda ke Manado (tepatnya kampung jawa Tondano Sulawesi Utara) pasca-Perang Diponegoro pada pertengahan abad ke-19.

Advertisement

Eyang Maolani di kenal sebagai tokoh yang di segani dan memiliki pengaruh besar.

Ia telah menunjukan konsistensinya sebagai anak bangsa yang anti penjajah dan pantang berkhianat kepada rakyatnya.

Eyang Maolani memiliki kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi.

Ia tidak pernah makan kenyang selama hidupnya dan sering bertafakur di Goa Bojong Lengkong sambil mengucapkan kalimat tauhid.

Eyang Maolani juga menjalani tirakat dengan mengurangi makan, minum, dan tidur demi mengamalkan pepatah Sunda ‘Lamun hayang boga perah kudu daek peurih’. ***

Advertisement
Continue Reading

Yang Lagi Trend