Connect with us

Budaya

Makna Tradisi Melepas Burung Bagi Warga Tionghoa

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID – Setiap Tahun Baru Imlek, ulang tahun, pernikahan, kematian dan di saat membuka tempat bisnis baru, warga Tionghoa memiliki tradisi melepaskan burung, melepaskan kura-kura atau melepaskan ikan di sungai.

Tradisi melepas semua mahluk ke alamnya semacam ini dalam tradisi Cina di sebut Fang Sheng.

Budayawan Cirebon Jeremy Huang mengatakan biasanya tradisi hongshui dengan melepas burung pipit (atau dalam bahasa Mandarin: 放生, pinyin: fàng shēng).

“Tradisi ini di lakukan oleh masyarakat Tionghoa, khususnya saat perayaan Imlek,” ucap Suhu Jeremy, sapaan akrabnya.

Menurutnya tradisi ini memiliki kaya makna di antaranya simbol melepas keburukan, memohon keselamatan dan menjaga kelestarian alam.

Advertisement

Mereka yang percaya reinkarnasi, melepaskan mahluk hidup ke alam bertujuan untuk mendapatkan takdir kehidupan yang lebih baik.

“Tak boleh membelenggu mahluk hidup, supaya saat kita di lahirkan kembali tidak terbelenggu, bisa hidup dalam kebebasan,” terang Suhu Jeremy.

Warga Tionghoa percaya dengan melepaskan burung, mereka melepas hal-hal negatif yang telah mereka lakukan dalam setahun.

Selain itu juga dapat membuang kesialan, mendapatkan rezeki dan permohonan keselamatan.

Melepas burung juga merupakan permohonan kepada alam supaya di berikan keselamatan dan keberkahan.

Advertisement

Tradisi ini juga menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan upaya untuk menjaga kelestarian alam.

Biasanya dalam tradisi, burung pipit di lepaskan di depan vihara setelah sembahyang.

Melepaskan burung pipit saat ada yang lahir, mengandung arti sebagai tanda kebahagiaan menyambut anggota keluarga baru.

Sedangkan melepas sepasang burung merpati dalam upacara pernikahan mengandung arti mendapatkan kebahagiaan dan melupakan masa lalu. ***

Advertisement
Continue Reading

Yang Lagi Trend