Connect with us

Umum

Tangis Siti Rohaesih: “Suamiku Pergi untuk Cari Uang, Pulang Jadi Jenazah”

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID – Isak tangis menggema di Gedung Bale Jaya Dewata, Kabupaten Cirebon, Senin (2/6/2025), ketika para keluarga korban longsor tambang Gunung Kuda menerima bantuan dari Gubernur Jawa Barat. Di antara mereka, tampak seorang perempuan mengenakan jilbab abu-abu duduk terpaku sambil memeluk erat map cokelat berisi dokumen bantuan.

Dia adalah Siti Rohaesih (46), istri almarhum Sukadi (48), salah satu korban meninggal dalam tragedi longsor yang terjadi di kawasan tambang batu alam Gunung Kuda, Jumat (30/5) lalu. Air matanya tak kunjung berhenti mengalir saat ia mengenang sosok suami yang kini tinggal nama.

“Suami saya cuma kerja cari uang, nggak nyangka pulangnya dalam peti,” ucap Siti dengan suara bergetar.

Pergi untuk Bekerja, Pulang Jadi Jenazah

Sukadi, sehari-hari bekerja sebagai sopir truk pengangkut batu. Saat kejadian, ia tengah memuat batu alam di kaki tebing Gunung Kuda setinggi ratusan meter yang hari itu berubah menjadi dinding maut. Menurut Siti, sebelum longsor besar terjadi, sempat terdengar suara reruntuhan kecil. Sukadi bahkan sempat berlari menjauh namun memilih kembali lagi untuk menyelamatkan kendaraan trucknya.

Advertisement

“Tapi dia balik lagi ke truk. Katanya tanggung jawab ke yang punya truck. Batu belum selesai dimuat,” kenangnya sambil menyeka air mata.

Namun beberapa detik kemudian, longsor besar terjadi dan menimbun lokasi. Sukadi tak sempat menyelamatkan diri. Jenazahnya ditemukan dalam kondisi utuh, terkubur bersama kendaraan yang dikemudikannya.

Kehilangan Sang Penopang Hidup

Siti dan Sukadi telah membangun rumah tangga selama lebih dari dua dekade. Hidup sederhana, mereka saling menopang dalam suka dan duka. Sukadi dikenal sebagai sosok pekerja keras, yang rela menjalani pekerjaan serabutan demi menghidupi keluarganya.

Pasangan ini dikaruniai tiga anak. Anak sulungnya telah menikah, sementara anak bungsunya masih duduk di bangku kelas 7 SMP. Kini, beban keluarga harus dipikul seorang diri oleh Siti, yang masih berusaha menguatkan diri di tengah duka.

Advertisement

“Beliau orangnya nggak pernah ngeluh, kerja apa saja yang penting halal. Sekarang saya harus kuat demi anak-anak,” ucapnya lirih.

Harapan di Tengah Luka

Bantuan tunai sebesar Rp50 juta dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang diserahkan oleh Gubernur Dedi Mulyadi hari itu menjadi pelipur lara, meski tidak bisa menggantikan kehilangan yang dialami.

Dalam kesempatan itu, Gubernur juga berjanji akan memberikan dukungan pendidikan bagi anak-anak korban yang masih sekolah. Siti berharap janji itu benar-benar terwujud, agar anak bungsunya bisa melanjutkan sekolah hingga tuntas.

“Kalau bisa anak saya terus sekolah. Suaminya sudah nggak ada, masa depannya jangan ikut terkubur,” katanya.

Advertisement
Continue Reading

Yang Lagi Trend