Connect with us

Ekbis

Narita Shubori: Menjahit Asa, Menenun Harapan Inklusif dari Bandung Hingga Belanda

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID: Di sebuah sudut kota Bandung, Anaritadevi duduk dengan tenang menatap helai demi helai kain yang ia proses dengan tangan dan hati. Di sela percikan warna dan simpul benang, tersimpan mimpi panjang—bukan hanya tentang bisnis, tetapi tentang keberanian mencipta, semangat untuk bertumbuh, dan tekad untuk berbagi ruang bagi semua.

Anaritadevi merupakan salah satu pelaku UMKM asal Bandung yang beroperasi sejak tahun 2017 dengan nama brand Narita Shubori. Sebuah brand fesyen yang lahir dari kerinduan akan karya khas Indonesia, namun berbeda dari batik dan tenun yang telah lebih dulu dikenal luas.

Sejak tahun 2017, Anaritadevi memperkenalkan teknik shubori atau seni ikat celup dari Jepang dengan napas lokal dan kepekaan sosial. Bukan sekedar teknik, Shubori sebuah proses panjang dan penuh kesabaran.

Ada kain yang digulung di paralon, diikat, dijelujur, digambar, lalu dicelup warna demi warna. Tak jarang, satu kain memerlukan waktu dua minggu hingga satu bulan untuk benar-benar jadi.

“Saya ingin setiap kain punya cerita, bukan hanya motif,” tutur Anaritadevi lirih, Jumat (23/5/2025).

Advertisement

Semula, produk karya Anaritadevi hanya tote bag dan puch. Namun, seiring berjalannya waktu, Narita tak berhenti berinovasi membawa karyanya masuk ke dunia fesyen.

Bahkan, kreativitas Narita kini merambah ke produk home decor. Semua koleksinya dibuat terbatas lantaran 100 persen hasil kerja tangan, bukan mesin.

“Awalnya kami masih trial and error, belum tahu arah bisnisnya ke mana. Tapi sejak bergabung dengan Pertamina di tahun 2019 dan menerima bantuan modal usaha, kami mulai serius menekuni shibori,” ungkapnya.

Langkah Inklusif

Naritadevi pemilik brand fashion Narita Shubori asal Bandung. (ist)

Langkah kecil Anaritadevi memiliki arti besar dalam mengantar produk kreatifnya ke dunia internasional. Langkah inklusif Narita Shibori bekerja sama dengan Yayasan Rumah Hasanah untuk memberdayakan anak-anak berkebutuhan khusus.

Sulaman tangan anak-anak itu tak disimpan sebagai simbol, tetapi diaplikasikan langsung ke produk seperti saku blouse, outer, dan rok.

Advertisement

“Kami ingin mereka tahu, karya mereka dihargai dan bisa tampil di dunia luar,” ungkap Anaritadevi.

Narita juga rutin berbagi ilmu lewat workshop ecoprint di pesantren, dan tengah menyusun program pelatihan untuk masyarakat agar makin mengenal nilai kain etnik dan keberlanjutan.

Bersama lima karyawan tetap dan empat penjahit lepas, ia juga terus mengolah kain sisa menjadi tas dan dekorasi rumah. Ia ingin membuktikan bahwa sisa bukan berarti tak berguna, dan bahwa kain tradisional pun bisa tampil modern, bahkan digemari anak muda.

Bersama Pertamina, kiprah Narita Shibori meluas. Dari pameran di FX Sudirman, Crafina JCC, hingga ajang internasional seperti Inacraft. Puncaknya, Anaritadevi tergabung dalam UMK Academy Pertamina 2022 dan berlanjut mengikuti kelas Go Digital tingkat nasional di 2024.

“UMK Academy membuka banyak pintu. Saya belajar strategi pemasaran, digitalisasi, serta menjalin relasi dan kolaborasi antar UMKM. Jangkauan pasar kami kini meluas ke Surabaya, Semarang, Makassar, Kalimantan, bahkan hingga Belanda,” katanya dengan penuh semangat.

Advertisement

Industri Kreatif

Tak berhenti di sana, Anaritadevi juga aktif mengadakan workshop ecoprint di pesantren dan berencana menggelar pelatihan rutin untuk mengedukasi masyarakat tentang keberlanjutan dan cinta kain etnik.

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, Darwis Sitorus menyebutkan, jumlah industri mikro dan kecil (UMK) tercatat sebanyak 641.639 unit sepanjang 2023—naik dari 622.225 pada 2021, dan sempat mencapai 667.000 di 2022.

“Angka ini menunjukkan tren positif, meskipun tidak ada data terbaru hingga 2025, tetapi proyeksinya tetap menunjukkan pertumbuhan yang stabil dan konsisten,” ujarnya.

Seiring ekonomi Jabar yang tumbuh 4,98% pada kuartal I 2025, UMKM pun menjadi motor pemulihan dan inovasi—persis seperti Narita Shibori. Menurut lapangan usaha yang menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, adalah kategori pertanian sebesar 1,83 persen, kategori perdagangan 0,90 persen, transportasi dan pergudangan sebesar 0,56 persen, informasi dan komunikasi sebesar 0,56 persen.

Advertisement

Area Manager Comm, Rel. & CSR Regional Jawa Bagian Barat PT Pertamina Patra Niaga, Eko Kristiawan menyatakan, terus berkomitmen untuk mendukung UMKM Indonesia melalui program UMK Academy.

“Kisah Narita Shibori menunjukkan bahwa pelaku usaha lokal mampu menghasilkan karya yang tidak hanya bernilai ekonomi tinggi, tetapi juga mengangkat budaya dan nilai kemanusiaan. Ini sejalan dengan semangat Pertamina untuk tumbuh bersama masyarakat dan menciptakan dampak positif secara berkelanjutan.”

Lebih jauh, inisiatif pemberdayaan UMKM seperti Narita Shibori juga turut berkontribusi dalam mewujudkan Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran, khususnya poin ketiga yakni menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif.

Melalui program UMK Academy dan dukungan nyata terhadap pelaku industri kreatif seperti Narita Shibori, Pertamina mempertegas peran sektor BUMN dalam mendukung agenda pembangunan nasional.

“Harapan kami di UMK Academy 2025 ini bisa membawa Narita Shibori ke level yang lebih tinggi. Tidak hanya sebagai brand fesyen, tetapi juga sebagai medium untuk menyebarkan semangat empati dan pelestarian budaya,” tutup Narita.

Advertisement

editor: Asep Saefullah

Continue Reading

Yang Lagi Trend