Connect with us

Umum

Cirebon Bangun PLTSa 10 MW, Transformasi Sampah Jadi Energi Ramah Lingkungan

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID – Di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap krisis sampah dan kebutuhan akan energi terbarukan, Kabupaten Cirebon mengambil langkah progresif dengan merancang pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) berkapasitas 10 megawatt (MW). Proyek strategis ini menjadi harapan baru bagi warga dalam mengatasi tumpukan sampah sekaligus mendukung transisi energi hijau.

Suasana Gedung Sekretariat Daerah Cirebon tampak berbeda dari biasanya. Di hadapan sejumlah pejabat, Bupati Cirebon, Imron, secara resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Global Energi Investama Group. Momen ini menjadi penanda dimulainya babak baru dalam pengelolaan sampah di Cirebon yang tidak lagi hanya sekadar urusan kebersihan, tetapi juga urusan energi dan masa depan lingkungan.

“Kerja sama ini sangat kami apresiasi. Mudah-mudahan bisa segera terealisasi untuk mendukung kebersihan dan energi ramah lingkungan di Cirebon,” ujar Bupati Imron penuh optimisme, Senin (21/7/2025).

Imron mengakui bahwa masalah sampah masih menjadi tantangan yang kompleks di berbagai wilayah, termasuk hingga ke tingkat desa. Meski berbagai upaya pembinaan dan pengelolaan telah dilakukan, tumpukan sampah masih menjadi pemandangan sehari-hari di beberapa titik.

“Kami terus berupaya menangani permasalahan ini. Kehadiran PLTSa diharapkan bisa menjadi solusi jangka panjang yang tidak hanya menyelesaikan masalah sampah, tetapi juga menghasilkan manfaat ekonomi dan energi bagi masyarakat,” tambahnya.

Advertisement

Sampah Jadi Sumber Daya

Di sisi lain, Direktur Utama PT Global Energi Investama Group, Machnizon Masri, menjelaskan bahwa proyek PLTSa ini akan diawali dengan studi kelayakan atau feasibility study (FS) sebelum masuk ke tahap konstruksi. Seluruh proses diperkirakan rampung dalam waktu dua tahun ke depan.

“Kami akan membangun pembangkit listrik tenaga sampah dengan kapasitas sekitar 10 MW. Saat ini, proyek dimulai dari tahap FS,” terang Machnizon.

Menurutnya, untuk bisa beroperasi optimal, PLTSa membutuhkan pasokan sampah sekitar 600 ton per hari. Jumlah ini bisa terpenuhi dari setengah total produksi sampah harian Kabupaten Cirebon, yang mencapai 1.200 ton.

“Kalau ternyata pasokannya belum cukup, kami juga siap untuk bekerja sama dengan kabupaten sekitar seperti Indramayu, Kuningan, dan Majalengka. Tapi tentu semua itu tetap bergantung pada izin dan arahan dari pemerintah daerah,” jelasnya.

Advertisement

Cirebon Jadi Proyek Percontohan

Pemilihan Cirebon sebagai lokasi pembangunan PLTSa bukan tanpa alasan. Selain ketersediaan bahan baku sampah yang memadai, dukungan penuh dari pemerintah daerah menjadi pertimbangan utama.

“Pemerintah Cirebon sangat responsif dan terbuka terhadap inovasi pengelolaan limbah. Ini sangat penting untuk kelancaran proyek seperti ini,” ujar Machnizon.

Ia meyakini bahwa proyek PLTSa di Cirebon bisa menjadi percontohan nasional dalam mengubah paradigma pengelolaan sampah dari beban menjadi sumber daya.

“Inilah bukti bahwa sampah bukan akhir dari kehidupan, melainkan awal dari energi baru,” katanya.

Advertisement

Dengan adanya PLTSa ini, Kabupaten Cirebon tak hanya mengincar solusi atas problematika sampah, tetapi juga tengah menata masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Energi listrik dari sampah diharapkan bisa menopang kebutuhan energi lokal dan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.

Continue Reading

Yang Lagi Trend