Connect with us

Lifestyle

Perempuan Pembawa Sial, Film Horo Elegan Dengan Sentuhan Budaya Lokal

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID – Dunia perfilman Tanah Air kembali diramaikan dengan karya terbaru dari sutradara Fajar Nugros. Setelah sukses dengan film horor Inang (2022), Fajar kembali ke genre yang mengangkat akar budaya lokal lewat film Perempuan Pembawa Sial.

Film Perempuan Pembawa Sial akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia pada 18 September 2025. Namun, pada spesial screening yang digelar serentak di beberapa kota, film tersebut mendapat sambutan baik.

“Bukan hanya film horor tapi film ini juga terdapat sisi lain yang membuat penonton takjub,” ujar salah seorang peserta screening, Ridwan, Sabtu (13/9/2025).

Menurutnya, film horor garapan Fajar Nugros itu membawa penonton tak hanya menikmati kesan seram. Ada cerita legenda rakyat yang diangkat dalam film horor Indonesia itu.

Film ini mengisahkan sosok Mirah (Raihaanun) merupakan seorang perempuan yang dikutuk oleh mitos Jawa Bahu Laweyan.

Advertisement

Kutukan tersebut membuat setiap pria yang mencintainya berakhir tragis, sehingga Mirah dicap sebagai pembawa sial dan dijauhi masyarakat.

Namun, segalanya berubah ketika ia bertemu Bana (Morgan Oey), pemilik warung makan yang tulus menerima kehadirannya.

“Mirah adalah sosok perempuan yang terus dihantui masa lalu. Dia ingin bahagia, tapi kutukan membuat cintanya selalu berakhir tragis,” ungkap Raihaanun tentang perannya.

Konflik semakin pelik ketika muncul Puti (Clara Bernadeth), adik tiri Mirah yang menyimpan dendam lama. Dari sanalah sibling rivalry dan intrik keluarga mulai terungkap, dengan sentuhan horor elegan yang khas garapan Fajar Nugros.

Selain Raihaanun dan Morgan Oey, film ini juga menghadirkan jajaran aktor berbakat. Seperti Sunyoto (Rukman Rosadi), bos pabrik wig yang menyimpan sisi gelap.

Advertisement

Kemudian Lasmi (Aurra Kharisma), sosok Laweyan yang datang dengan delman dan kusir tanpa kepala sebelum menjemput korban.

Mbah Warso (Didik Nini Thowok), make-up artist pengantin penuh aura mistis. Aryo (Banyu Bening), suami pertama Mirah yang meninggal tragis dan menghantui hidupnya.

“Film ini bukan sekadar horor untuk menakut-nakuti, tapi juga menyelami sisi psikologis dan karma masa lalu yang harus dihadapi karakter-karakternya,” jelas sutradara Fajar Nugros.

Prestasi dan Inspirasi Budaya

Sebelum tayang luas, Perempuan Pembawa Sial telah diputar di Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2024, bahkan berhasil meraih penghargaan Best Editing.

Advertisement

Film ini juga terinspirasi dari perpaduan mitos Jawa Bahu Laweyan dan kisah klasik Bawang Merah Bawang Putih, namun dikemas dengan nuansa horor modern yang sarat budaya lokal.

“Kami ingin menghadirkan horor yang elegan, dekat dengan penonton Indonesia karena terinspirasi dari mitos yang tumbuh di tanah kita sendiri,” tambah Fajar.

Dengan alur penuh ketegangan, misteri keluarga, dan horor yang dibalut budaya, Perempuan Pembawa Sial digadang-gadang menjadi salah satu film horor paling ditunggu tahun ini.

Apakah Mirah berhasil mematahkan kutukan atau justru terjerat dendam masa lalu? Jawabannya bisa disaksikan di bioskop mulai 18 September 2025.

Advertisement
Continue Reading
Advertisement

Yang Lagi Trend