TSI Umumkan Kelahiran Bayi Panda Bernama Rio, Tonggak Baru Konservasi Satwa Liar Indonesia

0
59
Bayi panda TSI hasil program kerja sama konservasi jangka panjang antara Indonesia dan Tiongkok. (Ist)

CIAYUMAJAKUNING.ID: Taman Safari Indonesia (TSI) resmi mengumumkan kabar bersejarah lahirnya seekor bayi panda raksasa lahir pada 27 November 2025 di fasilitas konservasi mereka di Cisarua, Bogor.

Kelahiran bayi Panda TSI menjadi pencapaian besar bagi Indonesia sekaligus menegaskan peran mereka dalam upaya global melindungi spesies langka, terutama mengingat populasi panda raksasa dunia diperkirakan hanya sekitar 1.900 individu.

Bayi panda tersebut merupakan hasil program kerja sama konservasi jangka panjang antara Indonesia dan Tiongkok. Program ini telah berlangsung sejak kedatangan pasangan panda Huchun dan Caitao pada 2017, sebagai bagian dari kemitraan konservasi 10 tahun yang berfokus pada penelitian, reproduksi, dan perlindungan panda raksasa.

TSI menyampaikan rasa syukur atas kelahiran ini dan mengapresiasi dukungan Pemerintah Tiongkok berikut para ahli yang terlibat. Program reproduksi berlangsung dengan pendekatan ilmiah ketat, termasuk pemantauan hormon, pengawasan perilaku intensif, dan penerapan standar kesejahteraan satwa internasional.

Upaya ini menjadi sangat krusial mengingat panda betina hanya memiliki masa subur 24–72 jam dalam setahun. Pada 30 November, sejumlah spesialis nursery dari Panda Center tiba di Indonesia untuk memastikan perawatan optimal bagi bayi panda pada fase awal kehidupannya.

Dengan keberhasilan ini, Indonesia kini bergabung dengan beberapa negara ASEAN lain yang lebih dulu berhasil menyambut kelahiran bayi panda—sebuah penanda bahwa fasilitas konservasi nasional telah memenuhi standar internasional.

Saat ini, bayi panda berada dalam kondisi stabil dan dipantau ketat selama 24 jam oleh tim Life Science TSI. Ia menunjukkan perkembangan positif seperti vokalisasi kuat, proses menyusu yang baik, serta kenaikan berat badan yang konsisten.

Dalam 30–60 hari mendatang, ia diperkirakan mulai membuka mata, tumbuh bulu lebih tebal, mampu mengatur suhu tubuh, dan menunjukkan kemampuan motorik awal.

Para ahli dari China Conservation and Research Centre for the Giant Panda (CCRCGP) juga tetap berada di TSI untuk memberikan pendampingan teknis dalam proses perawatan dan perkembangan bayi panda tersebut.

Pada tahap awal ini, area bayi panda belum dibuka untuk publik. TSI menegaskan bahwa kesehatan induk dan bayinya menjadi prioritas, seraya mengajak masyarakat ikut mendoakan agar proses tumbuh kembang berjalan lancar.

Pada 4 Desember 2025, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara resmi menamai bayi panda tersebut Satrio atau Rio, yang berarti ksatria atau pahlawan. Nama ini melambangkan harapan baru, ketangguhan, serta komitmen bersama Indonesia dan Tiongkok dalam upaya melindungi satwa liar yang terancam punah.

Kelahiran RIO diklaim menjadi bukti nyata bahwa Taman Safari Indonesia terus memperkuat perannya sebagai lembaga konservasi terdepan menggabungkan ilmu pengetahuan, edukasi lingkungan, dan kolaborasi internasional untuk menjaga keberlanjutan keanekaragaman hayati dunia.