Umum
Menyambut Ramadhan, Keraton Kasepuhan Jalankan Tradisi Dlugdag
CIREBON, – Keluarga hingga abdi dalem Keraton Kasepuhan Cirebon keluar dari kediaman Sultan. Jaga jarak hingga menggunakan masker, mereka berjalan menuju Langgar Agung Keraton Kasepuhan Cirebon.
Ditengah Pandemi Covid-19, Keraton Kasepuhan Cirebon tetap menjalankan tradisi dlugdag yang sudah dilestarikan secara turun temurun.
Dlugdag merupakan tradisi menabuh bedug bertalu-talu yang dilakukan Keraton Kasepuhan Cirebon. Dlugdag dipimpin langsung oleh Sultan Sepuh PRA XIV Arief Natadiningrat.
Namun yang berbeda, tradisi yang digelar tahun ini tetap mengikuti protokol kesehatan. Rangkaian prosesi dlugdag pun dipercepat.
“Kalau tahun – tahun sebelumnya kami laksanakan Solat Ashar dulun di masjid tahun ini tidak karena kami mengefektifkan waktu,” kata Sultan Arief, Kamis (23/4/2020).
Setibanya di lokasi Langgar Alit Keraton Kasepuhan, Sultan Arief memberi sedikit sambutan kemudian lanjut menabuh bedug bertalu-talu.
Prosesi tabuhan bedug diawali oleh Sultan Arief. Setelah itu bergantian oleh para abdi dalem hingga keluarga keraton.
“Ada beberapa kegiatan rutin di bulan Ramadan ini yang kami tiadakan karena pertimbangan kebijakan pemerintah untuk tidak menggelar kegiatan yang sifatnya mengumpulkan banyak orang,” kata Sultan Arief.
Dia menyebutkan ada beberapa kegiatan selama Ramadan di Keraton Kasepuhan ditiadakan. Seperti Salat Tarawih, haul Gusti Sultan Sepuh ke XIII, buka puasa bersama anak yatim, masyarakat hingga abdi dalem keraton.
Untuk kegiatan malam Lailatul Qodar, hanya dilakukan oleh keluarga keraton. Mulai dari ritual hingga menyusun saji makanan saat malam Lailatul Qodar.
“Mengirim gerbong maleman ke Gunung Jati kami kami tetap ada. Solat Idul Fitri ditiadakan sampai open house juga kami tiadakan dulu,” ujar dia.
Sementara itu, beberapa kegiatan ramadan yang tetap diadakan selain dlugdag yakni tadarus di Langgar Alit Keraton Kasepuhan Cirebon.
Kemudian kegiatan Khataman di Langgar Alit Keraton Kasepuhan Cirebon. Hanya saja, kata Sultan Arief, tradisi yang tetap dilaksanakan mengikuti protokol kesehatan.
“Artinya ya tidak semua orang bisa ikut tradisi yang kami laksanakan. Jadi bisa dikatakan terbatas orang tertentu saja. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya,” ujar Sultan Arief.
- Teknologi2 tahun ago
SamFW Tool 4.0 Tool Gratis FRP Samsung Cukup Satu Klik
- legal2 tahun ago
Dimana Ada Proyek Wajib Ada Papan Proyek, Ini Dasar Hukumnya
- Umum1 minggu ago
Gerakan Pangan Murah di Kabupaten Cirebon Hadirkan Solusi bagi Masyarakat
- Umum1 minggu ago
Viral di Medsos, Oknum Anggota DPRD Kabupaten Cirebon Diduga Lakukan Pelecehan Seksual
- Lifestyle1 minggu ago
Program Pembangunan Pemkab Cirebon Diminta Sesuai Kebutuhan Penyandang Disabilitas
- Budaya1 minggu ago
Tradisi Memitu Indramayu Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia
- Ekbis2 minggu ago
Serikat Buruh Cirebon Timur Temui Pj Bupati Bahas Regulasi Upah Minimum
- Ekbis1 minggu ago
Kuningan Diganjar Penghargaan Pinunjul Award 2024 dari BI Jabar