Connect with us

    Umum

    Bermigrasi, Seribuan Ekor Raptor Lintasi Gunung Ciremai

    Published

    on

    Gunung Ciremai

    KUNINGAN, CIAYUMAJAKUNING – Bulan September hingga Oktober ini merupakan waktu dimana burung pemangsa atau raptor bermigrasi secara besar-besaran dari belahan bumi utara menuju wilayah yang memiliki kelimpahan pakan di bumi bagian selatan termasuk di Indonesia.

    Beberapa lokasi favorit pengamat memantau raptor bermigrasi di Indonesia seperti pulau Rupat di Riau, pulau Bangka, Minahasa di Sulawesi Utara, Bukit Paralayang di Bogor, Gunung Batu di Bandung, Gunung Sega di Bali, termasuk Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) di Kuningan dan Majalengka, Jawa Barat.

    Baru-baru ini petugas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Balai TNGC melakukan kegiatan rutin pengamatan ‘migrasi raptor’ di wilayah kerja Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Majalengka.

    “Hasil pengamatan dua pekan sejak 10 sampai 25 Oktober 2020 pada tiga Site yaitu Sadarehe, Argalingga dan Sangiang telah melintas 1.078 ekor raptor,” ungkap PEH Aom Muhtarom (29/10).

    Menurutnya, seribuan ‘raptor’ tersebut teridentifikasi dari beberapa jenis seperti Sikep Madu Asia (Pernis pthilorhyncus), Elang Alap Cina (Accipiter soloensis) dan Elang Alap Nipon (Accipiter gularis).

    Advertisement

    “Tiga Site tersebut merupakan jalur utama lintasan migrasi raptor di gunung Ciremai yang menyambung hingga ke Site pengamatan di Kuningan yakni Cibeureum, Batu Luhur, dan Darma,” jelasnya.

    Saat melintas, umumnya ‘raptor’ terbang berkelompok antara dua sampai 100an ekor per hari. Mereka terbang amat tinggi. Mungkin 100 meteran lebih dari pengamat.

    Tak hanya melintas, beberapa ‘raptor migran’ kepergok bertengger di pucuk pepohonan. Mungkin mereka istirahat sejenak sambil mengisi perut.

    “Tak lama sih, cuma setengah jam saja. Terus berangkat terbang lagi,” tutupnya.

    Advertisement
    Continue Reading

    Yang Lagi Trend