Umum
Beban Guru Honorer di Cirebon Dalam Perayaan Hari Guru Nasional
CIREBON, CIAYUMAJAKUNING.ID – Tepat di Hari Guru Nasional, nasib guru honorer masih belum berubah terkait dengan kesejahteraan sebagai pengabdi bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Seperti apa yang dirasakan oleh Ikhrom Maulana (26) sebagai salah satu guru honorer yang saat ini mengajar di SMP Islam Ataqwiyah yang berada di Desa Megu Cilik, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
“Saya menyadari betul sejak awal saya kuliah kalo guru itu sebuah cita-cita yang memang sejak kecil saya inginkan,” kata Ikhrom, Rabu (25/11/2020).
Meskipun menjadi guru sudah menjadi cita-cita yang ia inginkan, namun hal itu tidak diimbangi dengan kesejahteraan yang selama ini selalu menghantui bagi guru honorer. Terlebih ditengah kebutuhan hidup yang semakin hari semakin tinggi dan itu dinilainya tidak seimbang dengan pendapatan guru honorer yang selama ini ia dapatkan.
“Sampai sekarang belum ada perubahan soal kesejahteraan buat guru honorer,” ujar Ikhrom.
Diceritakan olehnya, dalam sebulan dirinya hanya mendapatkan bayaran menjadi guru honorer sebesar Rp 600 ribu. Dengan jumlah angka pendapatan seperti itu, membuat dirinya harus memutar otak untuk bisa mencukupi hidupnya selama satu bulan.
“Satu jam nya saya hanya mendapatkan Rp 20 ribu, dalam seminggu saya dapet mengajar sebanyak 30 jam. Tapi dalam sebulan itu, jam mengajar saya cuma dihitung seminggu aja dan hampir rata-rata nasib guru honorer seperti itu,” ungkap Ikhrom.
Terlebih dimasa pandemi seperti saat ini, sambung Ikhrom, membuat metode pembelajaran berubah menjadi daring sehingga hal itu akan menambah beban biaya tambahan sehingga dirinya harus pintar-pintar mengelola keuangan dari hasil pendapatannya selama satu bulan.
“Sekarang itu kan daring belajarnya, otomatis dari kuota aja udah keliatan, pengeluaran saya juga akan lebih banyak lagi dan gak ada subsidi kuota untuk metode belajar daring ini,” kata Ikhrom.
Dalam proses pembelajaran daring itu juga, Ikhrom mengatakan, masih banyak siswa yang menganggap acuh sehingga proses pembelajaran pun tidak efektif. Oleh karena itu dirinya berharap pandemi ini segera berakhir agar siswa bisa kembali belajar secara tatap muka seperti biasanya.
“Kalo proses belajar daring seperti ini sangat berat sekali buat siswa, selain harus pake kuota internet, belajar juga gak efektif. Jadi saya harap pandemi ini bisa cepat berakhir dan bisa belajar tatap muka seperti biasa supaya metode pembelajaran yang diberikan bisa efektif,” ungkap Ikhrom.
- Teknologi2 tahun ago
SamFW Tool 4.0 Tool Gratis FRP Samsung Cukup Satu Klik
- legal2 tahun ago
Dimana Ada Proyek Wajib Ada Papan Proyek, Ini Dasar Hukumnya
- Umum1 minggu ago
Gerakan Pangan Murah di Kabupaten Cirebon Hadirkan Solusi bagi Masyarakat
- Umum1 minggu ago
Viral di Medsos, Oknum Anggota DPRD Kabupaten Cirebon Diduga Lakukan Pelecehan Seksual
- Lifestyle1 minggu ago
Program Pembangunan Pemkab Cirebon Diminta Sesuai Kebutuhan Penyandang Disabilitas
- Budaya1 minggu ago
Tradisi Memitu Indramayu Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia
- Ekbis2 minggu ago
Serikat Buruh Cirebon Timur Temui Pj Bupati Bahas Regulasi Upah Minimum
- Ekbis1 minggu ago
Kuningan Diganjar Penghargaan Pinunjul Award 2024 dari BI Jabar