Connect with us

    Umum

    Delapan Warga Dusun ‘Mati’ Tarikolot Majalengka Masih Bertahan

    Published

    on

    Dusun Mati

    CIREBON, CIAYUMAJAKUNING.ID – Delapan warga Dusun ‘Mati’ Tarikolot Kabupaten Majalengka tercatat masih memilih bertahan meski pemerintah sudah menyediakan rumah dan fasilitas lain di tempat relokasi Dusun Buahlega.

    Seperti diceritakan salah seorang warga Dusun Tarikolot Majalengka, Tasli. Orang tuanya memilih bertahan karena dekat dengan kebun milik mereka. Tasli pun kerap membantu orang tuanya berkebun
    hingga bertani.

    “Hampir setiap hari ada warga sini yang kontrol rumah mereka kalau siang kemudian sore nya pulang lagi ke dusun Buahlega,” kata Tasli, Rabu (3/2/2021).

    Ditengah kekhawatiran akan terjadi longsor susulan, Tasli mengaku akan tetap memantau kondisi orang tuanya itu. Dia mengatakan, ketika pagi dan siang hari, beberapa warga datang mengontrol rumah mereka di
    Dusun Tarikolot Majalengka.

    Sementara itu, Tasli mengakui belum mengetahui kapan orang tuanya memutuskan akan pindah ke tempat relokasi. Padahal, pemerintah sudah menyiapkan rumah dan fasilitas di tempat relokasi.

    Advertisement

    “Takut tidak takut namanya bencana apalagi longsor di dusun ini bisa datang kapan saja. Kadang ibu sering keluar mengungsi kalau hujan deras saya sendiri datang melihat kondisi orang tua apalagi ketika malam hujan,” ujar dia.

    Sejak longsor besar terjadi pada tahun 2006 silam, Tasli bersma istri dan anaknya memilih ikut relokasi. Namun, Tasli memilih relokasi ke desa lain.

    Sementara itu, Kepala Desa Sidamukti Kecamatan Majalengka, Karwan mengaku masih khawatir dengan warga yang masih memilih untuk bertahan di dusun Tarikolot. Sebab, bencana tidak bisa diprediksi dan sangat mengancam keselamatan jiwa.

    Dia berharap, warga yang bertahan dapat memahami keinginan pemerintah desa pada program relokasi tersebut.

    “Makannya badan geologi mengkategorikan tanah di Dusun Tarikolot tanah merah atau rawan bencana,” ujar dia.

    Advertisement

    Seperti diberitakan sebelumnya, tercatat sebanyak 253 Kepala Keluarga (KK) di blok tersebut direlokasi ke Blok Buahlega oleh pemerintah setempat pada tahun 2009 sampai 2010. Relokasi dilakukan pemerintah sejak bencana longsor besar menimpa pemukiman tersebut pada tahun 2006 silam.

    Continue Reading

    Yang Lagi Trend