Connect with us

    Umum

    Musim Hujan Penyebab DBD, Berikut Celah Sarang Nyamuk DBD di Dalam Rumah

    Published

    on

    CIREBON, CIAYUMAJAKUNING.ID – Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon sebut hujan akan menimbulkan Resiko terjadinya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ketika musim penghujan memang selalu ada. Pasalnya setiap kali dimusim hujan dapat menimbulkan genangan air yang tertampung dari pecahan barang bekas yang berada di luar area rumah.

    Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Sartono SKM MPH, mengatakan, kondisi tersebut akan menumbuhkan jentik-jentik nyamuk aedes aegypti.

    “Hujan berisiko meningkatkan kasus DBD kalau orang tidak sadar bahwa tempat barang bekas itu menjadi tempat perindukan nyamuk,” ucap Sartono, Kamis (18/2/2021).

    Karena, lanjut dia, air hujan yang tertampung di barang bekas di luar rumah itu kondisinya jernih dan bersih. Sehingga sangat disukai nyamuk untuk tempat berkembang biak.

    “Prinsipnya, air hujan itu ketika tidak terkena tanah langsung maka disukai oleh nyamuk. Tapi kalau ada (tercampur) tanah, maka telur nyamuk tidak mau menetas,” kata Sartono.

    Advertisement

    Menurut Sartono, beberapa kasus DBD di Kabupaten Cirebon bahkan terjadi akibat air hujan yang tertampung pada batok kelapa yang sudah terbuka. Hal itu, banyak terjadi disekitar penjual es kelapa muda di beberapa wilayah, diantaranya di wilayah Kecamatan Greged dan Watubelah Kecamatan Sumber Sumber.

    “Di daerah Greged banyak juga kasusnya, di Watubelah disekitar pedagang es kelapa muda itu juga banyak,” ucap Sartono.

    Namun, kata dia, berkembangnya nyamuk di dalam rumah juga perlu diwaspadai karena berisiko menimbulkan DBD juga. Biasanya, di dalam rumah juga nyamuk bersarang pada tempat-tempat seperti pot bunga, drainase dispenser, dan tempat air di belakang kulkas. Karena di tempat-tempat tersebut kondisi airnya bersih dan jernih.

    “Jadi, memang nyamuk itu bersarang ditempat air yang bersih, jernih dan tidak berhubungan dengan tanah,” kata Sartono.

    Dia menambahkan, belakangan pihaknya juga mencatat fenomena baru munculnya kasus DBD. Yakni, nyamuk menggigit orang yang terkena DBD dan menularkannya dengan cara menggigit orang lainnya lagi. Bahkan, sambung dia, sekarang nyamuk tersebut tidak harus menggigit orang yang terkena DBD untuk menularkannya kepada orang lain. Karena di dalam larvanya sudah ada virus. Dari hasil penelitian di salah satu kecamatan di Kabupaten Cirebon, imbuh Sartono, nyamuk tersebut sudah mengandung virus dalam jentiknya.

    Advertisement

    “Memang belum merata terjadi di Kabupaten Cirebon, tapi dari hasil penelitian itu, nyamuknya sudah mengandung virus dalam jentiknya. Pencegahan paling efektif ya pemberantasan sarang nyamuk dengan 3 M plus. Yaitu menutup, mengubur, menguras dan plusnya itu membuat pelindung dari nyamuk, misalnya kelambu atau memelihara ikan cupang dan menanam tanaman yang aromanya tidak disukai nyamuk,” ungkapnya.

    Continue Reading

    Yang Lagi Trend