Connect with us

    Budaya

    Dibalik Mitos Jalan Karanggetas Cirebon

    Published

    on

    Jalan Karanggetas

    CIREBON, CIAYUMAJAKUNING.ID – Cirebon memiliki ragam warisan sejarah, budaya bahkan hingga mitos. Setiap daerah yang ada di Cirebon memiliki keunikan dan cerita tersendiri.

    Salah satunya di kawasan Jalan Karanggetas Kota Cirebon. Jalan tersebut merupakan salah satu kawasan ekonomi Kota Cirebon.

    Namun, dibalik pesatnya aktivitas perekonomian di Cirebon terdapat sebuah mitos yang melekat di masyarakat hingga pejabat publik. Pengamat sejarah dan budaya Cirebon Jajat Sudrajat menjelaskan, berdasarkan cerita Babad Cirebon, nama Karanggetas diambil dari salah seorang manusia sakti bernama Pangeran Soka atau Syekh Magelung Sakti dari Timur Tengah.

    “Beliau memiliki ilmu yang sangat tinggi dan konon siapapun tidak bisa mengalahkannya. Termasuk ketika isuk sayembara Nyi Mas Gandasari yang digelar oleh Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu Cirebon dan Syekh Syarif Hidayatullah,” ujar Jajat, Senin (15/3/2021).

    Kedatangan Syekh Magelung Sakti ke Cirebon lantaran mendengar di daerah ini terdapat orang sakti yang bisa membantu memotong rambutnya.

    Advertisement

    “Di tengah Syekh Magelung Sakti ikut sayembara dan hampir mengalahkan Nyi Mas Gandasari yang langsung berlindung di belakang Mbah Kuwu Cirebon dan Syekh Syarif Hidayatullah. Saat itu pula Syekh Magelung Sakti meminta tidak menghalangi, namun Mbah Kuwu Cirebon dan Syekh Syarif tetap melindungi dengan alasan pertandingan tidak sebanding,”ujar Jajat.

    Dia mengatakan, nama Karanggetas berasal dari kata Karang (tempat) dan Getas (mudah patah). Kala itu Syekh Magelung Sakti datang ke Cirebon mencari seseorang yang bisa memotong rambutnya.

    Di tengah momentum itulah, Syekh Magelung Sakti kemudian menyampaikan keinginannya memotong rambut. Singkat cerita, permintaan Syekh Magelung Sakti pun dipenuhi oleh Pangeran Cakrabuana dan Syekh Syarif
    Hidayatullah.

    “Syekh Magelung Sakti kemudian diusap rambutnya dan terpotonglah rambutnya. Setelah itu Syekh Magelung Sakti menyatakan diri berguru,” sebut Jajat.

    Dari cerita singkat Babat Cirebon tersebut, muncul sebuah mitos orang yang memiliki kanuragan yang tinggi, namun sombong akan luntur dengan sendirinya. Daerah tersebut dekat dengan Sungai Sukalila yang artinya
    harus dengan kerelaan hati.

    Advertisement

    Mitos tersebut, menurut dia, masih mengakar di masyarakat pribumi maupun luar Cirebon. Dari mitos itu, tidak sedikit pejabat negara yang enggan melewati Jalan Karanggetas ketika mengikuti acara resmi kenegaraan.

    “Kecuali belanja. Kalau acara resmi kenegaraan pejabat negara yang didapat dari jabatan politik tidak mau lewat jalan itu. Mereka memilih memutar lewat pelabuhan. Karena mitosnya khawatir ilmu kanuragan yang dimiliki akan luntur dengan sendirinya,” sebut Jajat.

     

    Continue Reading

    Yang Lagi Trend