Connect with us

    Ekbis

    Jalan Karanggetas Cirebon Dibenci Pejabat Publik Disukai Pengusaha

    Published

    on

    Mitos Karanggetas

    CIREBON, CIAYUMAJAKUNING.ID – Jalan Karanggetas Kota Cirebon hingga saat ini masih menjadi salah satu kawasan memiliki aktivitas ekonomi terpadat. Padahal, jalan tersebut tidak banyak disukai pejabat publik karena mitos yang sudah melekat di masyarakat.

    Mitos tersebut yakni orang yang memiliki ilmu kanuragan yang tinggi, namun sombong akan luntur dengan sendirinya. Sebab, daerah tersebut dekat dengan Sungai Sukalila yang artinya harus dengan kerelaan hati.

    Budayawan Cirebon, Jajat Sudrajat menjelaskan, mitos tersebut, masih mengakar di masyarakat pribumi maupun luar Cirebon. Dari mitos itu, tidak sedikit pejabat negara yang enggan melewati Jalan Karanggetas ketika mengikuti acara resmi kenegaraan.

    Namun demikian, seiring melekatnya mitos Jalan Karanggetas, daerah tersebut banyak disukai para pedagang. Di sepanjang Jalan tersebut, berjejer toko emas yang mayoritas penjualnya adalah kaum Tionghoa Cirebon.

    “Bukan hanya toko emas saja pedagang kecil juga banyak yang jualan di Karanggetas. Cirebon kan caruban dari semua suku dan ras ada di sini bersatu karena dari sejarahnya sudah tercatat,” jelas Jajat, Senin (15/3/2021).

    Advertisement

    Dia mengatakan, sejak Jalan Karanggetas menjadi pusat niaga Kota Cirebon, belum pernah terdengar beberapa kasus besar. Seperti pemalsuan emas hingga barang-barang gaib yang dijual ke pedagang di Jalan Karanggetas ini.

    “Bahkan pembobolan toko emas di sana juga terbilang jarang sekali,” ia membeberkan.

    Dia mengatakan, sugesti tersebut juga diperkuat dengan keberadaan Mesjid Jagabayan yang ada di daerah Karanggetas Kota Cirebon. Masjid Jagabayan sendiri memiliki arti “Menjaga dari Bebaya” atau menjaga dari mara bahaya.

    “Pada zaman Kasultanan Cirebon, daerah Karanggetas dan Masjid Jagabayan adalah pintu masuk gerbang kasultanan. Sederhananya semacam pos jaga dengan salah satu fasilitas mesjid Jagabayan,” ujar Jajat.

    Di daerah Karanggetas Cirebon juga terdapat tradisi Slametan Lenga (Sodakoh Minyak) tiap malam Jumat Kliwon.

    Advertisement

    “Minyak yang disedekahkan karena mengandung filosofi kalau minyak itu licin. Artinya sodakoh agar bahaya tak menyentuh tubuh kita. Secara kebetulan Masjid Jagabayan didirikan Tumenggung Jagabaya yang tinggal di daerah itu,” sejarawan Cirebon itu memungkasi.

    Continue Reading

    Yang Lagi Trend