Connect with us

Umum

Adanya Dugaan Pemotongan Insentif Nakes Bupati Diminta Turun Tangan

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID – Terus bergulirnya opini soal dugaan pemotongan insentif Tenaga Kesehatan (Nakes) membuat Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Siska Karina mendesak agar persoalan dugaan pemotongan insentif Tenaga Kesehatan (Nakes) segera diselesaikan Pemkab Cirebon.

Oleh karena itu, Siska meminta Bupati Cirebon, secepatnya turun tangan menyelesaikan persoalan ini agar tidak menjadi bola liar yang memanas.

“Ini kan terus bergulir menjadi opini publik. Harusnya bupati segera mengambil tindakan cepat. Panggil bu Eni, panggil bu neneng dan perwakilan nakes. Duduk bareng supaya persoalannya bisa cepat selesai,” kata Siska, Selasa (18/1/2022).

Bilamana masalah terus bergejolak hal itu dikatakan Siska menandakan ciri persoalan yang tida kecil. Masalahnya, tidak mungkin Nakes bergejolak kalau tidak ada masalah yang krusial. Dirinyapun mengaku sempat mendengar disalah satu puskesmas tentang dugaan pemotongan insentif.

“Saya mendengar itu. Kalau berita itu hoax, mana berani mereka menyebarkan isu seperti itu. Kalau memang benar, Kapus (Kepala Puskesmas) harus segera diberi tindakan tegas. Kalau perlu ganti saja kapusnya,” ungkap Siska.

Namun Siska juga mengaku pernah mendatangi beberapa puskesmas. Saat itu Kapusnya malah sudah membuat surat pernyataan, bahwa mereka tidak terlibat dalam urusan tersebut. Terkait masalah uang yang diterima setiap Nakes, Kapus kapus tersebut mengaku tidak tahu menahu, termasuk apakah Nakes yang menerima insentif baru berbagi atau tidak.

“Pernah ada surat pernyataan seperti itu. Katanya sih, kalau uang sudah diterima Nakes, mereka mau berbagi dengan kawannya atau tidak, itu bukan ranah Kapus. Tapi ini kan menjadi bola liar yang harus segera ditindak lanjuti Bupati,” ungkap Siska.

Sementara itu, mantan Kadinkes Kabupaten Cirebon, Eni Suhaeni menjamin tidak ada pemotongan intensif Nakes yang menangani masalah covid-19. Meskipun masalah tersebut memang ada pada saat dirinya menjabat, namun semuanya sudah sesuai dengan prosedur. Semua insentif Nakes, langsung di transfer ke penerima. Terkait ada pegawai puskesmas yang menerima meskipun tidak menangani covid-19, Eni mengaku tidak paham masalah tersebut.

“Memang ada SK Nakes untuk menangani covid. Kami sudah by name by andres. Tapi kalau dugaan ada pemotongan, siapa yang motong. Toh uang masuk langsung ke rekening yang punya SK. Kalau ada pembagian dibawah, mungkin itu karena banyak juga tenaga nakes yang tidak punya SK, tapi ikut andil menangani covid,” ungkap Eni.

Seperti diberitakan sebelumnya, para Nakes di Kabupaten Cirebon mengeluh. Sebab, mereka hanya menerima honor Rp300 ribu dari yang seharusnya didapat sebesar Rp 1,4 juta. Diduga ada pemotongan honor dari oknum sebesar Rp 1,1 juta. Saat ini, Nakes masih menunggu tindakan apa yang akan diambil oleh Bupati Cirebon, Imron. Bupati sendiri, sampai saat ini masih meminta Dinkes untuk mengumpulkan data yang valid.

Continue Reading

Yang Lagi Trend