CIAYUMAJAKUNING.ID – Sejumlah petugas dan alat material khusus untuk siaga (Amus) telah disiagakan di 15 titik jalur perlintasan kereta api (KA) yang rawan bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan amblas di wilayah PT Kereta Api (KAI) Daop 3 Cirebon.
Kepala PT KAI Daop 3 Cirebon Takdir Santoso menuturkan, hal itu dilakukan dampak dari adanya prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyatakan terjadinya cuaca ekstrem perlu diwaspadai.
“Apalagi ketika curah hujan tinggi, sehingga dikhawatirkan menyebabkan bencana alam, seperti banjir, longsor dan lainnya,” tuturnya, Selasa (11/10).
Untuk itu, KAI Cirebon lanjut Takdir, telah memetakan 15 titik jalur perlintasan KA yang rawan bencana sehingga di titik-titik tersebut telah dilakukan pemantauan dan penjagaan oleh petugas.
“Mengingat intensitas hujan yang meningkat di beberapa hari terakhir, kami melakukan upaya-upaya pencegahan potensi gangguan perjalanan kereta api,” tuturnya.
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh PT KAI Daop 3 Cirebon, dari 15 titik jalur kereta yang rawan bencana, 10 titik rawan banjir seperti di KM 125+704 di Stasiun Pegaden Baru – Cipunegara, KM 131+945 Stasiun Cipunegara – Haurgeulis dan KM 177+249 Stasiun Telagasari – Jatibarang.
Kemudian KM 174+248, KM 177+542, KM 185+210 dan KM 187+603 Stasiun Tanggung – Losari, KM 161+644 Stasiun Brebes – Tegal, KM 252+664 dan KM 264+7/8 Stasiun Ciledug – Ketanggungan.
Takdir menambahkan, untuk lima titik lainnya yaitu daerah dengan kontur tanah labil, rawan longsor dan ambles seperti di KM 138+500 sampai dengan 39+000 serta 141+000 hingga 141+100 Stasiun Haurgeulis – Cilegeh, KM 149+700 sampai 150+700 Stasiun Cilegeh – Kadokangabus, KM 175+000 hingga 176+200 Stasiun Terisi – Jatibarang dan KM 277+500 sampai dengan 278+600 Stasiun Larangan – Songgom.
“Kami meminimalisir potensi bahaya akibat bencana yang mungkin dapat mengganggu perjalanan KA, diantaranya dengan normalisasi saluran air dari tumpukan sampah, membuang lumpur, membuat trucuk dari bambu dan penahan tanah dengan menggunakan karung diisi tanah dan retaining wall, serta penempatan Amus di 17 stasiun,” katanya. ***