Connect with us

    Umum

    Presiden Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Bagi Soeharto

    Published

    on

    CIAYUMAJAKUNING.IDPresiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun ini menganugerahi gelar pahlawan terhadap tokoh-tokoh yang dinilai telah memiliki jasa terhadap negara.

    Penyerahan anugerah gelar pahlawan ini dilakukan pada tanggal 7 November sebelum Hari Pahlawan Nasional 10 November mendatang.

    Menko Polhukam Mahfud MD menjelaskan alasan penganugerahan tersebut tidak digelar pada 10 November 2022.

    Menurutnya, hal itu lantaran Jokowi harus berangkat untuk menghadiri KTT ASEAN di Kamboja pada 8 November 2022.

    “Waktu penyerahan akan disampaikan oleh Presiden di Istana Negara pada 7 November karena kalau tahun lalu dilaksanakan persis pada hari pahlawan sesudah dari Kalibata upacara biasanya ke Istana Negara mengumpulkan keluarga dan Pemda yang bersangkutan,” tuturnya, seperti dikutip dari YouTube Kemenko Polhukam, Minggu (06/11).

    Advertisement

    “Tapi kali ini Presiden mengambil 7 November seperti dulu 2018 karena Presiden tanggal 10 akan hadir ke KTT ASEAN di Kamboja. Presiden harus hadir untuk menerima tongkat ketetuaan secara bergilir ASEAN itu. Tanggal 8 November sudah berangkat sehingga tanggal 7 November itu penyerahannya,” terangnya.

    Lebih lanjut, dia mengatakan keluarga tokoh yang akan dianugerahi Pahlawan Nasional itu pun diundang ke Istana secara terbatas.

    Dalam penganugerahan Pahlawan Nasional kali ini, Jokowi memberikan kepada Dr. dr. H.R Soeharto dari Jawa Tengah.

    Beliau merupakan dokter yang merawat dan mendampingi Soekarno dan para pejuang bangsa di BPUPKI.

    Kemudian ia juga ikut Soekarno, Radjiman, dan M Hatta untuk memastikan kemerdekaan RI di Dalat.

    Advertisement

    Serta berjuang memberikan pengobatan terhadap para pejuang yang jatuh atau menjadi sakit dan cacat di dalam perjuangan melawan Belanda dan Jepang di lapangan.

    Tokoh kedua yakni KGPAA Paku Alam VIII dari DIY yang merupakan seorang raja bersama Sultan Hamengkubuwono ke IX yang dulu menjadi penguasa Jogja dan Pakualaman sebagai daerah otonomi khusus dari kerajaan Belanda.

    Sehingga ketika Indonesia merdeka pada 17 Agustus, sebenarnya DIY dan Pakualaman tidak termasuk dalamnya karena bukan termasuk yang dikelola administratif oleh Hindia Belanda.

    Selanjutnya, dr. Raden Rubini Natawisastra dari Kalimantan Barat.

    Dia merupakan sosok yang memberikan pelayanan pengobatan bagi para pejuang di hutan-hutan.

    Advertisement

    Beliau dan istrinya dibunuh pada saat jaman penjajahan Jepang sehingga Jokowi pun memberikan anugerah Pahlawan Nasional.

    Keempat, H Salahuddin bin Talabuddin dari Maluku Utara.

    Beliau adalah sosok yang meneriakan perjuangan kemerdekaan untuk Republik Indonesia sampai pernah diasingkan ke Bovendighul dan Nusakambangan.

    Kelima, KH Ahmad Sanusi dari Sukabumi Jawa Barat yang merupakan anggota BPUPKI.

    Ia seangkatan dengan Bung Karno dan Bung Hatta, KH Wahid Hasyim, KH Kahar Muzakir, Ki Bagus Hadi Kusumo yang semuanya sudah menjadi pahlawan nasional.

    Advertisement

    Kala itu, ia ikut aktif dalam merumuskan dasar negara Pancasila.

    Dia mendorong kompromi dibentuknya negara di mana agama tidak dibentuk menjadi negara agama serta bukan juga negara sekuler melainkan negara kebangsaan yang berketuhanan. ***

    Continue Reading

    Yang Lagi Trend