Connect with us

Kuliner

Kue Apem, Kuliner Penolak Bala Masyarakat Cirebon di Bulan Safar

Published

on

CIAYUMAJAKUNING.ID – Bagi masyarakat Cirebon, kue apem memiliki makna filosofis tersendiri. Makanan ini pada awalnya di jadikan tradisi keagamaan terutama bagi keluarga Keraton di Cirebon pada bulan Safar.

Bulan Safar bagi masyarakat Cirebon di anggap bulan yang penuh kesialan dalam kalender Jawa.

Kue apem ini dibagikan pada akhir bulan Safar, setiap Rebo Wekasan atau menjelas masuknya bulan Mulud.

Adapun rangkaian ritual yang di lakukan sebelum menyantap kue apem, keluarga Keraton terlebih dahulu memberikan uang atau Tawurji kepada masyarakat dan berdoa bersama.

Menurut sejarah, mulanya tradisi ini di lakukan guna memperingati tragedi perang Karbala di Irak pada tahun 680 yang melibatkan Husain bin Ali serta pasukan militer Bani Umayyah.

Advertisement

Tradisi Nngapem di lakukan sebagai peringatan wafatnya pasukan Husain bin Ali yang merupakan cucu dari Nabi Muhammad SAW.

Guna menolak bala dari sejarah perang Karbala tersebut, di lakukanlah tradisi ngapem untuk bersedekah agar di jauhkan dari cobaan dan bencana.

Kue apem di pilih karena bentuknya yang unik, memiliki dua sisi dan bentuk yang berbeda.

Apem bentuk kotak melambangkan badan, sedangkan apem berbentuk bulan melambangkan kepala.

Kedua macam apem tersebut melambangkan wafatnya Husain bin Ali yang di bunuh dengan cara di mutilasi.

Advertisement

Pembagian kue apem sendiri menjadi bentuk shadaqah amaliyah yang di amalkan oleh Sunan Gunungjati.

Keraton Kasepuhan Cirebon biasanya menggelar Tradisi Ngapem di Langgar Alit sebuah bangunan kecil di bagian kiri bangunan utama Keraton Kasepuhan Cirebon.

Pemangku Adat Keraton Kasepuhan Cirebon, Elang Ayi mengatakan, tradisi Ngapem di lakukan setiap tanggal 15 pada bulan Safar.

Ada pun maknanya, sebagai persiapan menuju Panjang Jimat pada bulan Maulid.

Tradisi Ngapem sudah di mulai sejak zaman Sunan Gunungjati atau lebih dari 400 tahun yang lalu.

Advertisement

Menurutnya, Tradisi Ngapem berasal dari kata Afun yang artinya saling memaafkan.

“Karena pada bulan Safar ini Allah menurunkan penyakit, supaya terbebas dari segala sesuatu yang tidak di inginkan,” kata Elang Ayi. ***

Continue Reading

Yang Lagi Trend